Ketika babak nasional World Computer Hacker League (WCHL) 2025, sebuah inisiatif hackathon global yang dipimpin oleh ICP HUBS Network, berakhir, sesi khusus diadakan di mana para juri memberikan saran yang sangat berharga dan umpan balik jujur kepada tim-tim peserta.
Panel juri menghadirkan beragam keahlian dari berbagai sektor:
Kompetisi tahun ini mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah aplikasi, dengan peningkatan kualitas secara keseluruhan yang cukup mencolok. Clement Chaikov menyoroti skala dan relevansi acara ini, dengan mengatakan: “Kami memiliki 11.000 partisipasi, yang bagus karena ada lebih dari 1.000 pengajuan. Tingkat keterlibatan partisipasi sangat kuat, yang pada dasarnya mengarah pada kesimpulan bahwa acara ini memang relevan.”
Namun, para juri sepakat bahwa kompleksitas bukanlah metrik utama untuk kesuksesan. Alevtina Labyuk menekankan bahwa proyek paling menjanjikan adalah yang menunjukkan visi ke depan dan kemampuan memecahkan masalah: “Kami mencari mereka yang mencoba memecahkan masalah masa depan, yang memahami tren, dan yang dapat membangun solusi yang akan menentukan narasi dalam 3-5 tahun ke depan.”
Tim pemenang bukanlah mereka yang memiliki tumpukan teknologi paling rumit, melainkan mereka yang menghadirkan solusi yang dapat digunakan dan berpotensi untuk berkembang serta bertransformasi melampaui hackathon.
Juri mencari kombinasi antara orisinalitas dan dedikasi. Meskipun ide inovatif sangat penting, mereka ingin melihat bahwa tim benar-benar berkomitmen untuk melanjutkan pekerjaan mereka jauh setelah acara selesai. Aset terbesar sebuah proyek adalah potensinya untuk berkembang dari prototipe hackathon menjadi produk pasar yang layak. Bukti nyata dari upaya berkelanjutan dan visi jangka panjang adalah hal yang benar-benar membedakan sebuah tim.
Saran yang sering diulang dari para juri berpusat pada kesalahan umum di kalangan para pembangun: terlalu fokus pada pengembangan produk hingga mengabaikan pembangunan komunitas. Michael Graham menyoroti hal ini dengan sangat tepat: “Kesalahan klasik yang sering saya lihat adalah para pembangun dan pendiri menghabiskan semua uang, sumber daya, dan energi mereka untuk membangun produk. Mereka merasa memiliki produk terbaik, tetapi kemudian tidak ada yang mengetahuinya.”
Membangun komunitas yang kuat dan basis pengguna yang hidup sama pentingnya dengan produk itu sendiri. Produk yang luar biasa tidak akan berhasil jika tidak ada yang menggunakannya atau mendukungnya.
Para juri menunjukkan bahwa banyak tim yang mengaburkan pesan mereka dengan mencoba membahas terlalu banyak hal dalam presentasi mereka. Demo yang paling efektif adalah yang langsung ke inti: masalah nyata apa yang diselesaikan proyek Anda? Investor dan mitra sangat menghargai kejelasan di atas segalanya. Proyek yang memecahkan masalah nyata dan mendesak adalah yang pada akhirnya membuka pintu untuk kolaborasi dan pendanaan.
Blake Lezenski menantang tim untuk melihat melampaui tren sesaat dan “echo chambers.” Ia mengajukan pertanyaan krusial: “Apakah kita membangun sesuatu yang dibutuhkan orang, atau kita hanya mengikuti niche tertentu?” Proyek yang paling berharga adalah yang menangani isu-isu fundamental dan sistemik, seperti infrastruktur internet, kepercayaan, keaslian konten, atau tantangan yang dibawa oleh AI. Ia secara khusus menyoroti masalah konten yang dihasilkan AI yang membanjiri ruang digital: “…AI menghasilkan konten tanpa akhir jauh lebih mudah daripada manusia, tetapi kita tidak lagi bisa mempercayai apa yang kita lihat. Proses penemuan menjadi tercemar, begitu juga basis data model AI tersebut.” Hal ini membuat alat Web3 yang dapat memvalidasi dan melindungi kekayaan intelektual menjadi sangat relevan dan menjanjikan.
Di luar kode dan metrik, penceritaan terbukti menjadi pembeda utama. Para juri menekankan bahwa narasi yang menarik sering kali lebih berpengaruh daripada kompleksitas teknis semata. Tidak cukup hanya mengandalkan kata-kata kunci dan data; tim harus mampu menjelaskan mengapa proyek mereka penting dan mengapa mereka adalah pihak yang tepat untuk mewujudkan visi tersebut.
Proyek terbaik menemukan keseimbangan yang tepat antara visi yang berani dan eksekusi yang solid. Seperti yang dikatakan Cris Le, “… beberapa inovasi terbesar datang dari tim yang berani bereksperimen…” Meskipun para juri menghargai ide-ide baru yang berani, pada akhirnya mereka lebih memilih Minimum Viable Product (MVP) yang kuat dan fungsional. Sinyal bahaya yang signifikan adalah ketika tim terjebak dalam detail teknis dan gagal mengartikulasikan dengan jelas masalah yang mereka selesaikan dan manfaat yang diberikan solusi mereka kepada pengguna.