Jakarta, Pintu News – Dua nama besar dunia investasi , Peter Thiel dan Michael Saylor , kini menjadi sorotan karena strategi berbeda mereka dalam membangun cadangan cryptocurrency untuk perusahaan. Thiel fokus pada ekosistem Ethereum dengan pendekatan tidak langsung, sementara Saylor memilih Bitcoin sebagai aset utama yang disimpan di neraca perusahaan. Perbedaan filosofi dan eksekusi ini memperlihatkan dua cara yang sama-sama ambisius dalam memanfaatkan crypto sebagai cadangan jangka panjang.
Peter Thiel, salah satu pendiri PayPal dan Palantir, memanfaatkan latar belakang venture capital untuk mengambil posisi besar dalam perusahaan yang kemudian bertransformasi menjadi “ETH-treasury”. Alih-alih membeli Ethereum (ETH) langsung ke neraca, Thiel menanamkan modal di perusahaan seperti ETHZilla dan BitMine Immersion. Kedua perusahaan tersebut kini menjadi penyimpan besar ETH, dengan BitMine mengantongi lebih dari 1,52 juta ETH (setara sekitar Rp108 triliun dengan kurs $1 = Rp16.4200).
ETHZilla, misalnya, mengumumkan investasi swasta senilai $425 juta (Rp6,97 triliun) untuk membangun treasury ETH, sekaligus menerbitkan obligasi senilai $150 juta (Rp2,46 triliun). Sementara BitMine terus mengakumulasi token, termasuk 373.000 ETH tambahan ketika harga ETH melonjak kembali. Dengan langkah ini, Thiel tak hanya menikmati potensi kenaikan harga ETH, tetapi juga nilai ekuitas dari perusahaan-perusahaan tersebut.
Baca juga: Langkah Baru Coupang di Blockchain, Jepang Perkenalkan Kartu Pembayaran Stablecoin
Pendekatan Thiel didasarkan pada pandangan bahwa ETH adalah “modal yang dapat diprogram”, bahan bakar bagi smart contract , tokenisasi , dan infrastruktur keuangan baru. Dengan memilih jalur perusahaan treasury, ia mengaitkan investasinya dengan inovasi yang berkembang di sekitar ekosistem Ethereum, yang menurutnya memberi opsi jangka panjang lebih luas dibandingkan model store of value ala Bitcoin.
Michael Saylor, Executive Chairman Strategy (sebelumnya MicroStrategy ), telah menjadi ikon adopsi korporasi terhadap Bitcoin (BTC). Sejak 2020, perusahaan perangkat lunak ini mengubah dirinya menjadi wadah treasury BTC terbesar di dunia. Saylor mengadopsi strategi sederhana namun agresif: mengumpulkan BTC secara konsisten menggunakan hasil penerbitan saham , obligasi konversi, atau preferred stock.
Menurut data BitcoinTreasuries.net, hingga Agustus 2025 Strategy memegang sekitar 629.000 BTC, atau hampir 64% dari seluruh cadangan Bitcoin publik. Bahkan pada Agustus 2025 saja, perusahaan membeli lebih dari 585 BTC senilai $69 juta (sekitar Rp1,13 triliun) untuk merayakan lima tahun adopsi Bitcoin. Saylor memanfaatkan volatilitas pasar dengan strategi pembelian terukur, menjadikan BTC sebagai pilar utama kekuatan neraca perusahaan.
Baca juga: ETF Kripto Terbaru Siap Meluncur di Pasar AS, Simak Detailnya!
Pendekatan ini dikenal transparan dan mekanis. Dengan memanfaatkan desk OTC untuk pembelian besar, perusahaan menghindari guncangan harga yang bisa meresahkan pasar. Hasilnya, treasury Strategy menjadi contoh bagaimana akumulasi BTC jangka panjang dapat dikelola dengan kerangka pembiayaan yang disiplin.
Meski sama-sama menggunakan crypto sebagai instrumen treasury, Thiel dan Saylor mengincar peluang dengan cara yang sangat berbeda. Saylor fokus pada stabilitas dan prediktabilitas, membangun cadangan Bitcoin dengan ritme yang nyaris otomatis. Model ini memberikan kepercayaan bagi investor dan pasar karena skala dan transparansinya.
Sebaliknya, Thiel lebih fleksibel dan oportunis. Ia mendukung perusahaan yang undervalued untuk kemudian diarahkan menjadi penyimpan ETH. Dengan cara ini, ia tidak hanya mengejar kenaikan harga ETH, tetapi juga kenaikan valuasi perusahaan-perusahaan tersebut. Namun, fleksibilitas ini juga datang dengan risiko lebih besar, karena kesuksesan bergantung pada tata kelola dan eksekusi manajemen.
Likuiditas juga menjadi pembeda. BTC milik Saylor terkunci di neraca perusahaan dan hanya bisa dilepas melalui penjualan aset di masa depan. Thiel, di sisi lain, dapat memperluas atau melepas eksposurnya dengan mengubah posisi ekuitas di perusahaan treasury ETH, menjadikan strateginya lebih dinamis namun lebih rentan terhadap perubahan valuasi korporasi.
Perdebatan mengenai siapa yang memiliki strategi treasury crypto lebih cerdas pada akhirnya bergantung pada tujuan dan toleransi risiko. Michael Saylor unggul dalam membangun cadangan besar Bitcoin dengan metode transparan dan konsisten, ideal bagi pertumbuhan jangka panjang yang stabil. Peter Thiel, sebaliknya, memanfaatkan ketangkasan strategis untuk menangkap potensi kenaikan yang lebih tinggi melalui perusahaan penyimpan ETH, meski dengan risiko tambahan.
Keduanya telah memberi dampak besar pada cara perusahaan memandang cryptocurrency sebagai aset cadangan. Saylor menciptakan preseden untuk akumulasi BTC skala besar, sedangkan Thiel membuka jalan bagi perusahaan yang menjadikan ETH pusat dari model bisnis mereka. Dalam dunia yang terus berubah, kedua strategi ini menunjukkan bahwa tidak ada satu jalur tunggal untuk memanfaatkan peluang di pasar crypto .
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini , harga coin xrp hari ini , dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: