Pada hari Rabu ini, 17 September, bank sentral AS diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Keputusan ini sudah diantisipasi oleh pasar, namun tetap penting karena inflasi masih berada di atas target dan pertumbuhan lapangan kerja melambat. Di balik perubahan kebijakan moneter ini, para investor mencari sinyal. Apakah ini hanya guncangan sementara atau katalis untuk siklus baru? Dari bitcoin hingga emas, termasuk Wall Street, semua aset menantikan putusan Jerome Powell.
Sementara ECB membekukan suku bunga di 2%, indikator ekonomi terbaru memberikan gambaran yang beragam menjelang pertemuan The Fed:
Elemen-elemen ini mencerminkan kompleksitas saat ini: inflasi yang terus-menerus, pasar tenaga kerja yang kehilangan momentum, dan dinamika obligasi yang terus menandakan adanya kerentanan ekonomi. The Fed harus menyeimbangkan kebutuhan untuk mendukung aktivitas dengan risiko memicu kembali tekanan inflasi.
Di luar angka makroekonomi, para investor sudah mengamati konsekuensi konkret dari pelonggaran moneter. Saat ini, bitcoin diperdagangkan di sekitar 115.880 dolar, turun dari puncaknya di bulan Agustus yang mendekati 124.000 dolar.
Emas, aset safe haven utama, tetap mendekati rekor di 3.643 dolar per ons, sementara S&P 500 dan Nasdaq diperdagangkan di level historis, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga. Aset berisiko seperti bitcoin dan saham dapat memperoleh dukungan berkelanjutan jika kebijakan moneter menjadi lebih akomodatif.
Selain itu, probabilitas pelonggaran sudah dihargai sebesar 93% oleh pasar melalui kontrak berjangka. Reaksi yang mengecewakan dapat menyebabkan koreksi cepat sebelum efek dari kebijakan yang lebih longgar terasa. Bagi investor, jangka pendek mungkin berarti volatilitas, sementara prospek jangka panjang tetap mengarah pada lingkungan yang lebih menguntungkan bagi likuiditas.
Di antara angka ekonomi yang beragam dan ekspektasi yang sudah tinggi, pertemuan 17 September tampak sebagai ujian besar bagi The Fed. Pemangkasan suku bunga, seperti yang dianjurkan oleh Christopher Waller, calon pengganti Powell, dapat memberikan dukungan berkelanjutan bagi aset keuangan.