Bulan September menunjukkan suasana yang tidak nyaman di seluruh digital asset treasuries (DATs).
Apa yang dimulai sebagai tahun akumulasi agresif oleh para pelaku korporasi kini menghadapi kenyataan pahit berupa nilai aset bersih pasar (mNAV) yang runtuh, kehati-hatian investor, dan penurunan harga saham yang menyakitkan.
Menurut laporan terbaru Kaiko, perusahaan digital asset treasury telah menjadi pusat reli kripto tahun 2025.
Perusahaan seperti Strategy (MSTR), BitMine, dan SharpLink secara konsisten mengakumulasi Bitcoin, Ethereum, dan Solana, membantu menopang harga spot dan menarik arus masuk baru.
Strategy menjadi contoh yang paling menonjol. Dalam waktu kurang dari sembilan bulan, mereka telah menambah 190.000 BTC, sehingga total kepemilikan menjadi lebih dari 638.000, hampir sejalan dengan rekor pembelian tahun 2024.
BitMine dan SharpLink meniru strategi ini dengan Ethereum (ETH), sementara pendatang baru melakukan diversifikasi ke XRP, SOL, bahkan koin yang lebih kecil seperti HYPE dan ENA.
Aktivitas ini telah memicu antusiasme di sekitar perusahaan treasury kripto yang terdaftar, khususnya di Asia-Pasifik, di mana model ini berkembang pesat.
Namun, risiko terus menumpuk di bawah permukaan. Data Artemis Analytics menunjukkan bahwa mNAV perusahaan yang memegang BTC, ETH, dan SOL telah turun tajam selama tiga bulan berturut-turut, mencapai titik terendah baru pada bulan September.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa, meskipun terjadi akumulasi, DAT kehilangan daya beli karena aset dasar gagal mengimbangi penurunan ekuitas.
Tekanan ini terlihat pada kinerja saham. BeInCrypto sebelumnya melaporkan bahwa saham Next Technology Holding (NXTT) turun hampir 5% setelah perusahaan mengajukan permohonan untuk mengumpulkan dana sebesar $500 juta guna pembelian Bitcoin tambahan.
Perusahaan tersebut sudah memegang 5.833 BTC, senilai $673 juta, namun pengumuman tersebut justru memicu skeptisisme daripada kepercayaan.
Kerugian terbesar dialami saham NAKA milik KindlyMD, yang anjlok 55% setelah saham PIPE masuk ke pasar, menambah penurunan bulanan sebesar 90%.
CEO David Bailey mengatakan kepada para pemegang saham bahwa volatilitas sudah diperkirakan dan menggambarkan gejolak ini sebagai peluang untuk menyelaraskan diri dengan pendukung jangka panjang. Namun, parahnya penurunan ini mencerminkan risiko struktural yang telah lama diperingatkan oleh para kritikus.
“Sejak awal, saya sudah memperingatkan bahwa perusahaan treasury Bitcoin adalah skema Ponzi yang dibangun di atas piramida. Hari ini, NAKA turun 55%, kini turun 96% sejak Mei,” ujar pendukung emas Peter Schiff.
Demikian pula, kompresi NAV MicroStrategy membatasi pembelian BTC baru. Nilai aset bersih (NAV) multiple-nya turun dari 1,75x pada bulan Juni menjadi 1,24x pada bulan September, sehingga membatasi pembelian baru.
Di tengah gejolak, beberapa kalangan kripto mengusulkan solusi yang tidak konvensional. Analis DeFi Ignas berpendapat bahwa tokenisasi saham DAT dapat menciptakan peluang arbitrase, membawa likuiditas ke on-chain, dan melibatkan kembali investor asli kripto.
“DAT kehabisan daya beli seiring mNAV runtuh. Mereka sebaiknya tokenisasi saham mereka agar bahkan degen kripto pun bisa membeli,” katanya.
Meski tokenisasi dapat memperluas akses, hal ini juga akan menambah lapisan spekulasi pada instrumen yang sudah volatil.
Ignas menambahkan, treasury berbasis ETH belum mengeksplorasi pembiayaan utang, sehingga masih ada potensi tekanan ke depan.
Serius, seiring volatilitas DAT runtuh, mereka jadi jauh kurang menarik. Selain itu, ETH DAT masih belum membuka kotak pandora utang. Jadi mereka masih punya potensi pic.twitter.com/qmjQ0ueF8O
— Ignas | DeFi (@DefiIgnas) September 16, 2025
Namun demikian, penurunan di bulan September menyoroti sebuah paradoks. DAT mendukung pasar spot kripto melalui akumulasi besar-besaran.
Namun, ekuitas mereka runtuh seiring investor mempertanyakan keberlanjutan. Model ini tampaknya terjebak antara janji sebagai strategi treasury korporasi baru dan kenyataan pahit pengawasan pasar publik.