Chatbot AI Ini Dilatih oleh Trader Crypto Teratas—Bisakah Ini Memberikan Keunggulan?

Perusahaan analitik blockchain Nansen melangkah lebih jauh ke ranah AI pada hari Kamis dengan meluncurkan Nansen AI, chatbot yang dilatih menggunakan kumpulan data besar dompet berlabel miliknya di lebih dari dua lusin chain.

Alat ini dibangun di atas Claude, model bahasa milik Anthropic, namun diperkaya dengan kecerdasan on-chain eksklusif milik Nansen—menawarkan antarmuka percakapan kepada pengguna untuk tren pasar dan perilaku dompet, bukan grafik dan dasbor konvensional.

Pada peluncurannya, bot ini diposisikan sebagai asisten riset: pengguna dapat memintanya untuk menampilkan sinyal perdagangan, menjelaskan aliran dompet, atau mengidentifikasi aktivitas smart-money. Janji yang lebih ambisius akan hadir kemudian: Nansen berencana menambahkan kemampuan eksekusi perdagangan, dengan persetujuan manusia. Untuk mendukung adopsi, perusahaan menurunkan harga langganannya dari $99 menjadi $69 per bulan.

Apa yang dilakukan—dan belum (saat ini)

Nansen mengatakan bahwa di balik layar, AI-nya mengandalkan keunggulan data perusahaan: lebih dari 500 juta alamat berlabel memberikan konteks identitas dan perilaku pada prediksi model. Karena masukan khusus tersebut, perusahaan mengklaim agennya mengungguli model serba guna seperti ChatGPT atau Grok dalam tugas prediksi khusus kripto.

Saat ini, agen mendukung konteks portofolio (misalnya, dompet Ethereum dan EVM-chain). Eksekusi direncanakan untuk kemudian; ketika diaktifkan, agen akan mengusulkan perdagangan namun memerlukan konfirmasi pengguna sebelum transaksi dikirim. Nansen berencana memvalidasi “core loop” sebelum mengaktifkan alur otonom.

Terlepas dari kemeriahan peluncuran, Nansen belum merilis white paper teknis. Belum ada pengungkapan publik mengenai akurasi agen, tingkat positif palsu, ketahanan, atau pengujian adversarial. Ketidakjelasan ini menimbulkan pertanyaan: apakah ini terutama langkah PR produk daripada rilis ilmiah?

Risiko dan tantangan

Langkah AI Nansen hadir dengan risiko bawaan—terutama dari perilaku adversarial dalam konteks keuangan. Makalah akademis terbaru “AI Agents in Cryptoland: Practical Attacks and No Silver Bullet” memperingatkan manipulasi konteks, di mana penyerang mengutak-atik riwayat prompt atau memori untuk menyesatkan agen agar melakukan tindakan berbahaya atau prediksi yang salah.

Sistem perdagangan agentic harus waspada terhadap halusinasi dan eksekusi tanpa izin—terutama di lingkungan kripto yang volatil. Komitmen Nansen terhadap konfirmasi perdagangan oleh manusia adalah langkah perlindungan, namun apakah itu cukup di pasar berkecepatan tinggi masih belum teruji.

Tantangan lain adalah data yang usang atau bias. Nilai alamat berlabel menurun seiring waktu; jika panduan bot didasarkan pada pola yang sudah usang, maka pengguna bisa tersesat. Dan karena klaim kinerja model belum transparan, pengguna memiliki kemampuan terbatas untuk mengaudit atau memverifikasi hasil secara independen.

Mengapa ini bisa penting

Jika Nansen AI benar-benar memberikan wawasan yang andal lebih cepat daripada analisis grafik, maka ini bisa menurunkan hambatan masuk dalam perdagangan kripto. Pengguna yang dapat bertanya, “Dompet EVM mana yang mengakumulasi token ini hari ini?” dan langsung mendapatkan jawaban yang sudah diurai akan memberdayakan partisipan non-ahli. Ini juga menandakan pergeseran yang lebih luas: penyedia analitik menjadi platform agent.

Namun untuk menjadi lebih dari sekadar demo yang mencolok, Nansen AI perlu membuktikan bahwa prediksinya bertahan di pasar nyata—dan bahwa ia mampu bertahan dari tekanan adversarial. Dunia kripto sangat tidak memaafkan, dan banyak upaya agent AI terhenti ketika uang sungguhan dipertaruhkan.