Harga Bitcoin telah melonjak melampaui $122.000, menguji batas atas Bollinger Bands dan menembus resistensi beberapa minggu. Namun, kenaikan ini bertepatan dengan satu faktor ketidakpastian makroekonomi utama: sidang Mahkamah Agung AS yang akan datang mengenai kekuasaan tarif Trump dan kontrol terhadap Federal Reserve. Kasus-kasus ini dapat membentuk kembali kebijakan moneter, arus perdagangan, dan sentimen investor. Pertanyaannya adalah apakah harga BTC dapat diuntungkan sebagai lindung nilai terhadap risiko kebijakan, atau justru ketidakpastian akan menyeretnya kembali ke kisaran $115.000.
Pengadilan akan memutuskan apakah tarif impor luas yang diberlakukan Trump berdasarkan International Emergency Economic Powers Act adalah sah. Jika dinyatakan tidak sah, pasar global mungkin akan merasa lega—ini akan memperkuat dolar AS, yang biasanya memberikan tekanan turun pada Bitcoin. Namun jika Trump memperoleh kekuasaan tarif, kita mungkin akan melihat perang dagang kembali memanas. Tarif yang lebih tinggi melemahkan kepercayaan pada sistem mata uang fiat, yang dapat mendorong lebih banyak modal masuk ke aset keras seperti Bitcoin.
Pada grafik, harga Bitcoin sudah memperhitungkan volatilitas: penembusan $120.000 bertepatan dengan ekspektasi gejolak ekonomi. Jika tarif diberlakukan, harga Bitcoin bisa menguji kisaran $127.000–$130.000 karena ketidakpastian perdagangan global.
Risiko yang lebih besar adalah upaya Trump untuk memecat Gubernur Federal Reserve Cook. Jika pengadilan memutuskan mendukungnya, pengaruh presiden terhadap Federal Reserve akan meningkat tajam. Ini berarti kemungkinan suku bunga rendah secara artifisial, memicu kekhawatiran inflasi. Secara historis, Bitcoin berkinerja baik dalam lingkungan inflasi, sebagai alat lindung nilai terhadap depresiasi mata uang.
Grafik mendukung skenario ini: harga Bitcoin telah menembus rata-rata pergerakan 20 harinya dan menempel pada batas atas Bollinger Bands. Indikator momentum mengisyaratkan para trader sedang bersiap menghadapi risiko inflasi, yang dapat mendorong harga menuju $130.000 dalam beberapa minggu ke depan.
Jika pengadilan membatasi kekuasaan Trump—baik dalam hal tarif maupun Federal Reserve—narasinya akan berbalik. Stabilitas kebijakan moneter dan berkurangnya risiko perang dagang akan memperkuat dolar AS. Dalam situasi ini, $BTC mungkin mengalami aksi ambil untung. Dari sisi teknikal, support berada di sekitar $118.000–$115.000. Penurunan di bawah garis tengah Bollinger Bands akan mengonfirmasi pembalikan, memberikan tekanan turun menuju $110.000.
Bollinger Bands: Bitcoin sedang menguji batas atas, menunjukkan kondisi overbought namun juga potensi breakout yang kuat.
Pergerakan besar berikutnya untuk Bitcoin bergantung pada bagaimana Mahkamah Agung memengaruhi kebijakan ekonomi AS. Jika Trump memenangkan kekuasaan yang diperluas, Bitcoin diperkirakan akan mempercepat kenaikan menuju $130.000 karena lindung nilai inflasi mendominasi. Jika pengadilan membatasi kekuasaannya, seiring stabilitas kembali dan dolar menguat, harga bisa turun kembali ke $115.000.
Harga Bitcoin berada di persimpangan antara putusan hukum dan momentum teknikal. Mahkamah Agung tidak hanya dapat membentuk masa depan ekonomi AS—tetapi juga dapat menentukan apakah kenaikan Bitcoin saat ini akan berlanjut ke level tertinggi baru, atau memasuki fase konsolidasi lainnya. Bagi para trader, pesannya jelas: pantau jadwal pengadilan dengan cermat, sama seperti memantau grafik candlestick.