Banyak investor saat ini memandang bitcoin melalui lensa akhir siklus, yang menunjukkan bahwa Q4 bisa menandai penutupan siklus pasar saat ini. Namun, dua metrik kunci menunjukkan kemungkinan bahwa pasar bullish sebenarnya masih berada pada tahap awal.
Data Glassnode menunjukkan bahwa rata-rata pergerakan 200 minggu (200WMA), yang meratakan harga bitcoin dalam jangka panjang dan secara historis hanya bergerak naik, baru saja menembus $53.000.
Sementara itu, harga terealisasi, yaitu harga rata-rata di mana semua bitcoin yang beredar terakhir kali berpindah di onchain, baru saja naik di atas 200-WMA pada $54.000.
Melihat kembali siklus sebelumnya, kita melihat pola yang konsisten. Dalam pasar bullish, harga terealisasi cenderung tetap di atas 200-WMA, sedangkan dalam pasar bearish, yang terjadi adalah sebaliknya.
Misalnya, pada pasar bullish tahun 2017 dan 2021, harga terealisasi secara bertahap naik lebih tinggi dan memperlebar jaraknya di atas 200-WMA, sebelum akhirnya jatuh di bawahnya dan menandakan dimulainya pasar bearish.
Sementara itu, selama penurunan tahun 2022, harga terealisasi turun di bawah 200-WMA, namun baru-baru ini bergerak di atasnya. Secara historis, setelah harga terealisasi tetap di atas rata-rata pergerakan jangka panjang ini, bitcoin cenderung naik lebih tinggi seiring berjalannya pasar bullish.