Amerika Serikat sedang mencapai tonggak utang bersejarah. Menurut Coin Bureau, negara ini menambah sekitar $6 miliar utang setiap hari, dan total utang dapat melewati $38 triliun dalam beberapa minggu ke depan. Kenaikan cepat dalam peminjaman ini menarik perhatian banyak investor. Nama-nama besar seperti Larry Fink dari BlackRock dan Ray Dalio kini melihat Bitcoin sebagai potensi lindung nilai terhadap utang yang terus bertambah.
🚨BESAR: Permintaan Bitcoin bisa meningkat saat utang AS mendekati $38T.🇺🇸
— Coin Bureau (@coinbureau) October 6, 2025
Amerika menambah $6B utang setiap hari, diperkirakan akan melampaui $38T dalam beberapa minggu.
Bahkan manajer aset seperti Larry Fink dan Ray Dalio kini menyebut #Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap utang yang terus bertambah itu. pic.twitter.com/N1Lw655NxC
AS telah membawa beban utang besar selama beberapa dekade, namun pertumbuhan saat ini sangat mengkhawatirkan. Meminjam $6 miliar per hari meningkatkan tekanan pada ekonomi dan menimbulkan kekhawatiran tentang nilai dolar. Para ahli mengatakan bahwa laju ini dapat menyebabkan inflasi dan mengurangi daya beli.
Banyak investor khawatir bahwa uang tradisional dapat kehilangan nilainya seiring waktu dan mencari cara untuk melindungi tabungan mereka. Bitcoin, dengan pasokan tetap sebanyak 21 juta koin, telah menjadi pilihan populer. Tidak seperti dolar, tidak ada yang bisa mencetak lebih banyak Bitcoin. Kelangkaannya memberikan nilai sebagai lindung nilai.
Larry Fink dan Ray Dalio menunjuk Bitcoin sebagai cara untuk melawan risiko keuangan. Fink mengatakan aset digital dapat membantu melindungi dari inflasi dan devaluasi mata uang. Dalio juga menganggap Bitcoin sebagai alat yang berguna untuk mendiversifikasi investasi.
Daya tarik Bitcoin berasal dari kelangkaan dan sifat desentralisasinya, serta pemerintah tidak dapat menciptakan lebih banyak darinya. Sebaliknya, pemerintah AS dapat mencetak dolar untuk menutupi utang. Investor melihat Bitcoin sebagai “emas digital” karena dapat menyimpan nilai bahkan ketika uang tradisional mengalami kesulitan.
Minat institusional terhadap Bitcoin semakin meningkat. Perusahaan investasi besar kini memasukkan Bitcoin dalam portofolio mereka secara langsung atau melalui ETF. Mereka melihatnya sebagai alat untuk lindung nilai terhadap risiko dari utang tinggi dan inflasi.
Investor ritel juga memperhatikan dengan seksama. Banyak individu mulai membeli Bitcoin saat mereka melihat utang AS terus naik. Kesadaran tentang inflasi dan nilai dolar yang menurun mendorong lebih banyak orang untuk memiliki aset digital.
Bitcoin bukan tanpa risiko. Harganya bisa sangat fluktuatif, dan regulasi dapat berubah dengan cepat. Para ahli menyarankan untuk memperlakukan Bitcoin sebagai bagian dari rencana investasi yang terdiversifikasi, bukan bergantung hanya padanya.
Meskipun Bitcoin dapat melindungi dari devaluasi mata uang, itu tidak bisa menggantikan manajemen keuangan yang hati-hati. Investor harus mempertimbangkan potensi keuntungan terhadap volatilitas pasar kripto.
Seiring utang AS mendekati $38 triliun, peran Bitcoin sebagai lindung nilai mungkin akan semakin besar. Minat institusional dan kesadaran publik meningkat, dan banyak investor kini melihatnya sebagai alat praktis untuk melindungi kekayaan.
Ini menunjukkan tren yang jelas, bahwa di masa ketidakpastian ekonomi, orang-orang beralih ke Bitcoin dan aset digital lainnya. Bitcoin kini bukan hanya investasi berisiko, tetapi juga menjadi alat untuk melindungi diri dari utang dan inflasi yang terus meningkat.