Securities and Futures Commission Hong Kong dilaporkan berencana memperpanjang masa jabatan Chief Executive Officer Julia Leung selama tiga tahun.
Perpanjangan ini, yang akan membuat Leung tetap menjabat hingga akhir 2028, dilakukan saat regulator memperkuat pengawasan terhadap pasar aset virtual dan berupaya memperkuat posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional.
SFC telah berhasil menerapkan kerangka regulasi komprehensif untuk aset virtual di Hong Kong. Pada 1 Agustus 2025, peraturan stablecoin di wilayah tersebut mulai berlaku, menetapkan rezim lisensi bagi penerbit stablecoin yang direferensikan fiat. Hong Kong Monetary Authority mengawasi kerangka ini, yang mengharuskan penerbit stablecoin untuk memperoleh lisensi dan menjaga cadangan aset sebagai jaminan penuh.
Di bawah rezim baru ini, stablecoin harus selalu didukung sepenuhnya oleh aset cadangan, dengan tambahan over-collateralization untuk menutupi risiko pasar. Periode pengajuan lisensi ditutup pada 30 September 2025, dan lisensi pertama diharapkan diberikan pada awal 2026. Kerangka ini merupakan langkah signifikan dalam strategi Hong Kong untuk menciptakan lingkungan yang diatur bagi aset digital sekaligus mempertahankan standar perlindungan investor.
Pendekatan regulasi ini bertujuan menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan. HKMA dan SFC menekankan bahwa kerangka ini bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan pasar stablecoin di Hong Kong sambil mengatasi potensi risiko terhadap stabilitas moneter dan keuangan. Para pelaku industri mencatat bahwa persyaratan ketat ini menempatkan Hong Kong di antara yurisdiksi dengan pengawasan stablecoin yang komprehensif.
Pada Agustus 2025, SFC dan HKMA mengeluarkan pernyataan bersama terkait pergerakan pasar yang berkaitan dengan saham yang terasosiasi stablecoin.
“Pergerakan harga saham baru-baru ini yang terkait dengan konsep stablecoin menegaskan pentingnya bagi investor untuk memahami risiko yang terlibat dan potensi kerugian finansial dari investasi terkait,” kata Leung dalam pernyataan tersebut. Ia juga memperingatkan investor untuk “waspada terhadap klaim yang tidak berdasar, terutama yang muncul di media sosial.”
Masa jabatan Leung saat ini dijadwalkan berakhir pada 31 Desember 2025. Ia menjadi CEO perempuan pertama SFC pada Januari 2023 dan sejak saat itu telah mengawasi perkembangan signifikan dalam regulasi aset digital di Hong Kong. Perpanjangan masa jabatan ini mencerminkan kepercayaan pemerintah terhadap kepemimpinannya dan terjadi di tengah periode transformasi regulasi di sektor jasa keuangan.
SFC telah menerapkan rezim lisensi untuk platform perdagangan aset virtual. Operator harus memenuhi standar ketat untuk kustodian, keamanan siber, dan perlindungan investor. Kerangka ini telah menjadikan Hong Kong sebagai pelopor. Wilayah ini merupakan salah satu pusat keuangan utama pertama yang memperkenalkan regulasi pertukaran cryptocurrency yang komprehensif. Pendekatan ini telah menarik penyedia layanan aset virtual domestik dan internasional yang ingin beroperasi di bawah struktur regulasi yang jelas.
Hong Kong juga mengalami kebangkitan sebagai tempat utama untuk penawaran umum perdana, dengan para pemimpin keuangan menyoroti momentum dalam menarik pencatatan. Perluasan pengawasan aset virtual telah mendorong kemitraan dengan pelaku industri, termasuk perusahaan aset tokenized. Inisiatif regulasi SFC di bawah kepemimpinan Leung berfokus pada mendukung pengembangan pasar. Mereka juga mempertahankan standar pengawasan yang konsisten dengan status Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional.