Sementara tolok ukur keuangan tradisional melemah, bitcoin menegaskan dirinya sebagai standar baru. Senin malam, crypto ini melampaui ambang simbolis dengan mencapai $126,069, setelah rekor pertama di $125,000 sehari sebelumnya. Kenaikan cepat ini terjadi di tengah iklim ketidakpercayaan terhadap aset tradisional dan di tengah melemahnya dolar. Lebih dari sekadar puncak, pergerakan ini mencerminkan dinamika fundamental yang mendefinisikan ulang hierarki nilai di pasar global.
Pada Senin malam ini, bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa di $126,069, setelah menembus $125,000 pada hari Minggu. Kenaikan ini, yang diamati oleh para trader, terjadi setelah crypto ini sempat turun di bawah $110,000 pada akhir September.
Sejak saat itu, bitcoin mencatat kenaikan 13% dalam waktu kurang dari dua minggu, kini menunjukkan kenaikan lebih dari 33% sejak awal tahun. “Bitcoin telah melonjak sejak sempat turun di bawah $110,000 sedikit lebih dari seminggu yang lalu”, jelas David Morrison, analis senior di Trade Nation.
Anthony Pompliano, pendiri Professional Capital Management, merangkum tekanan beli saat ini: “Bitcoin adalah tolok ukur. Jika Anda tidak bisa mengalahkannya, Anda harus membelinya”.
Di balik lonjakan harga ini, beberapa dinamika fundamental berpadu :
Elemen-elemen yang berpadu ini menggambarkan konteks konsolidasi bullish, kurang spekulatif dibandingkan bull run sebelumnya, dan berpotensi lebih berkelanjutan jika fundamental makroekonomi selaras.
Saat bitcoin meroket ke level baru, transformasi lain juga terjadi: persepsi sosial terhadap aset ini. Memang, American dream kini tidak lagi harus melalui kepemilikan rumah, melainkan melalui kepemilikan bitcoin.
Satu data menunjukkan pergeseran ini. Sejak 2020, harga rumah naik lebih dari 50% dalam dolar, menurut indeks S&P CoreLogic Case-Shiller. Namun dalam nilai bitcoin, harga tersebut turun hampir 90%.
Pada 2020, rata-rata rumah di Amerika Serikat bernilai sekitar 40 BTC. Saat ini, kurang dari 5 BTC sudah cukup. Pergeseran ini menunjukkan kesenjangan yang semakin besar antara pemilik aset tradisional dan pemilik crypto, dengan bitcoin menegaskan dirinya sebagai alternatif yang lebih mudah diakses bagi generasi muda.
Evolusi ini mengiringi perubahan paradigma yang mendalam. Bagi Millennials dan Gen Z, bitcoin menawarkan fitur yang tidak lagi bisa diberikan properti di tengah suku bunga tinggi dan daya beli yang melemah: likuiditas, portabilitas, pendapatan pasif melalui staking atau ETF, tanpa kendala fisik properti.
Kepemilikan digital muncul sebagai alternatif modern terhadap properti fisik. Perubahan ini didukung oleh optimisme baru di kalangan pemilik. Indeks sentimen investor telah berubah menjadi hijau (6.77), bukti kepercayaan yang kembali. Kembalinya volume pasar yang kuat dan akumulasi institusional memperkuat keyakinan ini. Beberapa analis bahkan sudah memperkirakan pergerakan menuju $130,000–135,000, bahkan $150,000 hingga $180,000 pada akhir tahun jika tren saat ini berlanjut.
Di luar aspek finansial, momen ini bisa menjadi titik balik generasi dan masyarakat. Jika bitcoin terus mendapatkan pengakuan institusional dan memberikan kinerja yang lebih baik dari aset klasik, ia bisa secara berkelanjutan menegaskan diri sebagai standar kekayaan baru, seperti yang dibuktikan oleh korelasinya dengan emas. Namun, transformasi seperti ini tidak tanpa risiko: arus masuk yang terlalu cepat dapat memperburuk volatilitas atau memicu reaksi regulasi. Kuartal keempat yang secara historis menguntungkan bagi BTC dapat mengonfirmasi atau membatalkan tren ini.