Rilis notulen FOMC hari ini, bersama pidato Ketua The Fed Jerome Powell, mungkin menjadi katalis jangka pendek terbesar untuk crypto
Pasar crypto menahan napas saat Federal Open Market Committee merilis notulen dari pertemuan terbarunya, dengan Ketua Jerome Powell dijadwalkan berbicara hanya beberapa jam kemudian. Notulen, yang dijadwalkan pada pukul 2:00 siang ET, akan memberikan wawasan di balik layar mengenai keputusan untuk melakukan pemotongan suku bunga pertama tahun ini.
Pasar juga akan memperhatikan pidato Powell untuk mencari sinyal tentang prospek The Fed terkait kemungkinan pemotongan suku bunga lebih lanjut. Menjelang pidato tersebut, pasar crypto menunjukkan kinerja yang lesu, dengan Bitcoin (BTC) diperdagangkan di bawah $123.000 setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sehari sebelumnya.
Keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 17 September sudah banyak diperkirakan sebelumnya. Namun, keputusan itu datang di tengah drama politik dan perselisihan internal. Secara khusus, anggota FOMC yang diangkat selama masa jabatan Presiden Donald Trump dilaporkan lebih mendukung pemotongan yang lebih agresif, dan Trump secara konsisten mendorong suku bunga yang lebih rendah sepanjang masa jabatannya.
Notulen FOMC akan mengungkap seberapa terpecahnya The Fed sebelum keputusan pemotongan suku bunga diambil. Notulen juga akan menunjukkan apakah kekhawatiran utama anggota FOMC adalah inflasi atau ketenagakerjaan. Ini sangat penting, karena fokus pada ketenagakerjaan dapat mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga lebih lanjut, yang merupakan keuntungan bagi pasar crypto.
Notulen juga menjadi semakin penting karena penutupan pemerintah menunda rilis data ekonomi utama, termasuk inflasi, ketenagakerjaan, dan data sentimen konsumen. Kekosongan data tersebut meningkatkan ketidakpastian makro dan menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana The Fed akan bereaksi.
Sejauh ini, The Fed telah memberikan sinyal kekhawatiran terhadap risiko inflasi yang meningkat dan ekonomi yang stagnan dengan pasar tenaga kerja yang relatif lemah. Dalam lingkungan yang terbatas ini, ruang kebijakan menjadi terbatas—kondisi yang dapat menguntungkan aset lindung nilai inflasi seperti emas dan Bitcoin.