RUU DeFi Senat AS yang bocor diperkirakan akan mendorong likuiditas DeFi ke luar negeri akibat persyaratan KYC dan AML yang ketat. Para pemimpin industri berpendapat bahwa hal ini menghambat inovasi dan berisiko mengurangi dominasi AS di sektor kripto.
RUU rancangan Senat AS yang bocor mengusulkan persyaratan Know-Your-Customer (KYC) dan Anti-Money-Laundering (AML) yang ketat untuk entitas decentralized finance (DeFi). Perkembangan ini telah memicu penolakan signifikan dari para pemimpin industri dan pengembang di seluruh negeri.
Usulan ini dapat berdampak besar pada ekosistem DeFi dengan memberlakukan regulasi ketat, yang menurut para ahli industri dapat menyebabkan migrasi likuiditas ke luar negeri.
Legislasi DeFi yang bocor ini muncul dari Senator Demokrat dengan tokoh berpengaruh seperti Senator Ruben Gallego dan Senator Mark Warner sebagai penggerak utama. RUU ini mengusulkan langkah KYC dan AML yang ketat untuk platform DeFi, dompet, validator, dan operator node. “Demokrat telah hadir siap untuk bekerja… Mereka meminta dokumen dan substansi, dan kami memberikannya.” — Senator Ruben Gallego. Jake Chervinsky dari Variant Fund menyebut banyak aspek sebagai “secara fundamental rusak” (sumber).
Pemangku kepentingan utama seperti CEO Coinbase Brian Armstrong menyampaikan kekhawatiran atas dampaknya terhadap inovasi. Summer Mersinger dari Blockchain Association mencatat bahwa persyaratan kepatuhan tersebut mustahil dipenuhi, dan khawatir akan mendorong pengembangan ke luar negeri. Industri keuangan melihat adanya risiko, dengan kemungkinan keluarnya institusi akibat biaya kepatuhan.
Paralel historis, seperti sanksi Tornado Cash, menyoroti dampak serius dari langkah regulasi, yang sering kali mendorong modal ke lingkungan yang tidak didominasi AS. Aset yang terdampak termasuk ETH, token L1/L2, dan token tata kelola, menandakan gejolak pasar yang luas.
Spekulasi menunjukkan kemungkinan migrasi likuiditas DeFi ke yurisdiksi asing. Meskipun belum ada lonjakan arus keluar on-chain yang terverifikasi secara kuantitatif, konsensus yang ada menunjukkan potensi risiko pelarian jika usulan ini menjadi undang-undang. Kesesuaian dengan sanksi sebelumnya menekankan ancaman berkelanjutan terhadap partisipasi DeFi AS.
Industri tetap waspada, dengan kekhawatiran atas kelangsungan jangka panjang protokol DeFi di bawah regulasi AS. Entitas yang terdampak mempertimbangkan relokasi global, memanfaatkan tren historis dampak regulasi terhadap inovasi kripto dan lanskap keuangan.