- Tarif 130% pada barang-barang Tiongkok dikonfirmasi mulai 1 November.
- Pembatasan ekspor baru AS menargetkan sektor perangkat lunak utama.
- Ketegangan perdagangan meningkat menjelang pemilu 2024.
Trump Meningkatkan Perang Dagang dengan Kenaikan Tarif Besar-besaran
Dalam perubahan kebijakan yang dramatis, Donald Trump telah mengonfirmasi tarif 130% pada barang-barang tertentu dari Tiongkok, yang akan mulai berlaku 1 November 2025. Kenaikan tajam ini menandai eskalasi besar dalam ketegangan perdagangan AS-Tiongkok dan kemungkinan akan berdampak pada pasar global.
Selain kenaikan tarif, Trump juga mengumumkan pembatasan ekspor baru pada teknologi perangkat lunak utama, khususnya yang terkait dengan artificial intelligence, semikonduktor, dan alat manufaktur canggih. Pembatasan ini dirancang untuk membatasi akses Tiongkok terhadap inovasi penting dari AS.
Pengumuman ini datang saat Trump meningkatkan kampanyenya untuk pemilihan presiden AS 2024, menandakan kembalinya sikap keras terhadap Tiongkok.
Apa Arti Tarif dan Pembatasan Ini bagi Perdagangan Global
Tarif 130% kemungkinan akan berdampak pada berbagai impor dari Tiongkok, termasuk elektronik, komponen industri, dan barang konsumsi. Bagi bisnis AS yang bergantung pada manufaktur Tiongkok, kenaikan biaya ini bisa sangat signifikan, bahkan dapat memaksa perubahan rantai pasokan.
Sementara itu, pembatasan ekspor baru pada perangkat lunak bertujuan untuk melindungi kepemimpinan teknologi AS. Langkah ini dapat membatasi perusahaan Amerika untuk menjual atau melisensikan alat perangkat lunak canggih kepada perusahaan Tiongkok, terutama di sektor di mana AS memiliki keunggulan kompetitif.
Bersama-sama, tindakan ini merupakan pukulan ganda bagi perdagangan AS-Tiongkok—meningkatkan hambatan impor sekaligus membatasi ekspor.
Reaksi Pasar dan Politik
Sektor crypto dan teknologi bereaksi dengan cepat. Analis memprediksi volatilitas pasar akan meningkat, seiring ketidakpastian perdagangan internasional yang bertambah. Pasar Tiongkok diperkirakan akan langsung tertekan, sementara perusahaan teknologi AS dapat menghadapi peluang maupun risiko tergantung pada bagaimana pembatasan ini diterapkan.
Secara politik, strategi agresif Trump dipandang sebagai cara untuk menegaskan kembali nasionalisme ekonomi, menarik pemilih yang khawatir tentang outsourcing pekerjaan dan dominasi teknologi.
Apakah langkah-langkah ini akan menghasilkan daya tawar negosiasi yang nyata—atau justru memicu pembalasan dari Beijing—masih harus dilihat.
Baca Juga:
- $1.23B Hilang dalam Hyperliquid Crash Menimpa Lebih dari 6.000 Dompet
- Trump Konfirmasi Tarif 130% pada Tiongkok mulai 1 November
- Bitcoin Tetap Kuat di Atas EMA-50, Tren Makro Tetap Terjaga
- Crypto Teratas untuk Dibeli Hari Ini: Mengapa MoonBull, AVAX, dan Bitcoin Cash Bersiap untuk Kenaikan Besar di 2025