Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Minggu (12) bahwa "tidak ada alasan untuk khawatir" terkait China, setelah beberapa hari ketegangan yang dipicu oleh pernyataannya tentang tarif dagang baru. Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social, Trump menulis "Jangan khawatir tentang China, semuanya akan baik-baik saja.!", yang menyiratkan bahwa negosiasi antara Washington dan Beijing masih dapat menemukan jalan keluar secara diplomatis.
Pesan tersebut muncul hanya beberapa jam setelah pemerintah AS memberi sinyal dapat memberlakukan tarif hingga 100% pada beberapa produk China, sebuah langkah yang meningkatkan kegelisahan di pasar global. Investor awalnya bereaksi dengan penurunan tajam, namun nada Trump yang lebih berdamai membawa kelegaan sementara bagi pasar saham AS dan Eropa.
Menurut para analis, unggahan presiden tersebut diartikan sebagai upaya untuk meredam pesimisme investor dan menunjukkan kesediaan untuk berdialog. Dalam kutipan lain, Trump berkomentar bahwa Presiden China Xi Jinping "mengalami masa sulit" dan bahwa keduanya “tidak ingin terjadi depresi ekonomi.” Ia menambahkan: “Amerika Serikat ingin membantu China, bukan menyakitinya!!!”, menegaskan bahwa niat Gedung Putih bukan untuk melemahkan negara Asia tersebut.
Sementara itu, pemerintah China merespons dengan hati-hati namun tegas. Kementerian Perdagangan Beijing menyatakan bahwa “China tidak mencari perang dagang, tetapi juga tidak takut menghadapinya” dan berjanji akan mengambil “langkah-langkah yang sesuai” jika Washington melanjutkan tarif yang diumumkan.
Ekonom mengatakan ancaman baru ini dapat secara langsung mempengaruhi rantai pasokan global dan meningkatkan inflasi di kedua negara, terutama di sektor seperti teknologi dan manufaktur. Meski demikian, pidato Trump cukup untuk menghentikan spiral penurunan pasar saham, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat sedikit pemulihan pada penutupan perdagangan.
Frasa "Jangan khawatir tentang China, semuanya akan baik-baik saja." dengan cepat menjadi topik tren di media sosial, melambangkan upaya Trump untuk mengadopsi nada yang lebih diplomatis di tengah tekanan internasional yang meningkat.