Ripple telah mengambil langkah besar lainnya dalam perjalanannya secara global. Menurut Whale Insider, perusahaan blockchain ini telah bermitra dengan Absa Bank untuk memperluas layanan kustodian aset digitalnya ke Afrika. Kemitraan ini menggabungkan teknologi blockchain milik Ripple dengan jaringan perbankan kuat milik Absa di seluruh benua. Ini menandai momen penting bagi kedua perusahaan saat mereka berupaya mengubah masa depan keuangan digital di Afrika.
JUST IN: πΏπ¦ Ripple expands global custody footprint into Africa through new collaboration with Absa Bank. pic.twitter.com/jbu1d8OQQ4
β Whale Insider (@WhaleInsider) October 15, 2025
Ripple paling dikenal karena solusi pembayaran berbasis blockchain-nya. Solusi ini membuat transfer uang internasional menjadi lebih cepat dan terjangkau. Baru-baru ini, perusahaan juga berfokus pada kustodian aset digital dengan membantu institusi menyimpan cryptocurrency dan aset tokenisasi secara aman.
Dengan bekerja sama dengan Absa Bank, salah satu institusi keuangan terbesar di Afrika, Ripple berharap dapat memudahkan akses dan pengelolaan aset digital. Absa akan menggunakan teknologi aman milik Ripple untuk meningkatkan cara mereka melindungi dan melacak kepemilikan digital klien. Langkah ini menunjukkan bahwa Afrika semakin menjadi bagian penting dari ekosistem blockchain global.
Pasar keuangan Afrika tumbuh dengan cepat, namun masih menghadapi tantangan seperti akses terbatas, infrastruktur yang lemah, dan regulasi yang belum jelas. Banyak investor khawatir tentang keamanan dalam menyimpan aset digital. Kemitraan Ripple dan Absa bertujuan untuk mengatasi masalah ini. Bersama-sama, mereka berencana menawarkan layanan kustodian yang aman dan teregulasi sehingga investor dapat lebih percaya pada aset digital.
Ripple membawa solusi blockchain canggih, sementara Absa menambah pengalaman dan kepercayaan lokal. Kombinasi ini dapat mendorong lebih banyak institusi dan pemerintah untuk mengeksplorasi keuangan digital. Ini juga dapat membuka peluang baru seperti obligasi digital, sekuritas tokenisasi, dan produk keuangan berbasis blockchain.
Selain itu, ekspansi Ripple ke Afrika melalui kemitraan ini mendukung inklusi keuangan. Banyak wilayah di Afrika masih mengembangkan sistem perbankan digital. Dengan teknologi Ripple, Absa dapat membantu menjembatani kesenjangan antara keuangan tradisional dan dunia digital.
Proyek ini akan dimulai di pasar utama seperti Afrika Selatan, Kenya, dan Mauritius. Selanjutnya, Ripple dan Absa berencana memperluas ke Uganda dan Ghana. Absa sudah mengelola miliaran aset investasi melalui layanan kustodian yang ada. Penambahan kustodian berbasis blockchain milik Ripple akan menjadikan Absa salah satu bank pertama di Afrika yang menangani aset tradisional dan digital di satu tempat.
Namun, ada tantangan di depan. Aturan keuangan berbeda di setiap negara Afrika, dan tidak semuanya memiliki hukum yang jelas untuk aset digital. Ripple dan Absa harus bekerja sama dengan regulator untuk memastikan operasi mereka memenuhi standar lokal dan global.
Ekspansi Ripple ke Afrika melalui kemitraan ini bisa menjadi era baru bagi keuangan di Afrika. Dengan memperkenalkan kustodian berbasis blockchain yang aman, Ripple dan Absa membuka jalan menuju ekonomi digital yang lebih terbuka dan tepercaya. Ini juga dapat menarik investor internasional dan membantu pasar lokal tumbuh lebih cepat.
Seiring waktu, lebih banyak bank mungkin akan mengikuti contoh ini dan mengeksplorasi teknologi blockchain. Kemitraan ini menunjukkan bahwa Afrika siap menerima inovasi di bidang keuangan. Ekspansi Ripple melalui Absa Bank bukan sekadar kesepakatan bisnis. Ini adalah tanda jelas bahwa Afrika siap memainkan peran besar dalam revolusi keuangan digital global.