Era "demam emas" pusat data di Amerika Serikat

Gelombang AI mendorong industri pusat data Amerika Serikat memasuki euforia modal, para raksasa berjanji akan menginvestasikan ratusan miliar dolar, dan akuisisi senilai 40 miliar dolar AS memecahkan rekor. Model pembiayaan inovatif bermunculan di industri: transaksi leaseback, keterlibatan mendalam Nvidia dalam pembiayaan membentuk aliran dana siklikal. Perusahaan AI lintas sektor membangun pusat data berkapasitas gigawatt menantang aturan tradisional.

Penulis: Dong Jing

Sumber: Wallstreet Insights

Gelombang AI tengah mendorong industri pusat data Amerika Serikat ke dalam euforia modal. Modal dan pemain baru membanjiri pasar, struktur pembiayaan inovatif bermunculan, namun di balik kemakmuran ini, terdapat jurang besar antara ekspektasi keuntungan dan realitas, kerentanan akibat ketergantungan siklikal, serta kurangnya pengalaman para pemain baru, yang semuanya menumpuk risiko sistemik dalam demam emas ini.

Pada 20 Oktober, menurut laporan media teknologi The Information, suasana di konferensi industri pusat data yang diadakan minggu lalu di Las Vegas sangat berbeda dibandingkan setahun lalu. OpenAI, xAI, dan Meta berjanji akan menginvestasikan ratusan miliar dolar dalam sepuluh tahun ke depan, dan fokus diskusi telah bergeser dari "sulit mencari lahan dan listrik" menjadi "siapa yang bisa membangun pusat data berkapasitas gigawatt terbanyak". Kelompok investor yang dipimpin oleh BlackRock dan MGX memecahkan rekor dengan mengakuisisi operator pusat data Aligned Data Centers yang baru berusia 12 tahun seharga 40 miliar dolar AS.

Laporan tersebut menyebutkan, di balik optimisme ini tersembunyi tantangan nyata. Sebagai contoh, data keuangan aktual bisnis cloud AI Oracle dalam lima kuartal terakhir menunjukkan bahwa margin keuntungan dari penyewaan chip Nvidia saat ini masih terpaut 15-20 poin persentase dari target. Para pelaku industri secara pribadi menyatakan kehati-hatian, mewaspadai struktur transaksi yang "aliran dananya terlalu siklikal" atau "terlalu bergantung pada satu perusahaan".

Struktur Pembiayaan Inovatif Menjadi Normal Baru

Untuk mendukung investasi yang sangat besar, industri ini tengah menciptakan berbagai cara pembiayaan kreatif.

Transaksi leaseback menjadi favorit baru, xAI membeli chip Nvidia dari investor utamanya Valor Equity Partners lalu menyewanya kembali untuk digunakan. OpenAI juga sedang berdiskusi dengan Nvidia mengenai struktur serupa—mengembangkan dan mengelola pusat data sendiri, namun menurunkan biaya melalui leaseback, menghindari pembayaran premium kepada Oracle dan Microsoft.

 Laporan tersebut menyoroti bahwa inti dari transaksi ini adalah mekanisme pembagian risiko, yang mengaburkan batas antara pelanggan, pemasok, dan pihak pembiayaan, sehingga dana terus mengalir ke pembangunan pusat data. Akuisisi Aligned Data Centers menjadi suntikan semangat, mendorong lebih banyak operator mencari pembeli.

Pada saat yang sama, Nvidia bukan hanya pemasok chip, tetapi juga terlibat secara mendalam dalam pembiayaan—menyediakan pembiayaan bagi pelanggan chip dan proyek pusat data, di mana dana akhirnya kembali dalam bentuk pembelian chip.

Para pelaku industri khawatir apakah aliran dana siklikal ini mendistorsi permintaan nyata, dan apakah peran Nvidia sebagai wasit sekaligus pemain akan menciptakan gelembung pasar. Namun, baru-baru ini OpenAI berjanji akan menggunakan chip AMD dan chip hasil desain bersama dengan Broadcom, menunjukkan niat untuk memecah monopoli Nvidia.

Perusahaan AI Lintas Sektor Menantang Aturan Industri

Dalam "demam emas" pusat data ini, fenomena pergeseran peran menjadi sorotan utama.

Laporan menyebutkan, Poolside yang awalnya adalah perusahaan rintisan pemrograman AI, kini mengklaim sedang membangun pusat data berkapasitas 2 gigawatt, berencana menyewakan sebagian kepada penyedia layanan cloud AI CoreWeave, dan mengklaim telah memecahkan hambatan paling mendesak di industri. Startup seperti Fermi langsung terjun ke proyek multi-gigawatt, bertaruh bisa mengalahkan raksasa cloud computing seperti Google dan Microsoft dalam hal kecepatan dan performa.

Pemain baru yang kurang pengalaman dalam pengembangan pusat data tradisional ini sedang menantang aturan yang ada di industri. Pengembang pusat data tradisional semakin meragukan kemampuan pemain baru. Eksekutif Microsoft pernah menyampaikan kepada OpenAI bahwa mereka tidak yakin Oracle dapat memenuhi janji kapasitas gigawatt-nya.

Banyak pelaku industri direkrut oleh pemain baru untuk "menyelesaikan tantangan operasional mendesak". Banyak yang memprediksi momen restrukturisasi akan segera tiba, di mana proyek yang terlalu agresif akan runtuh akibat keterlambatan, kekurangan listrik, atau jadwal yang tidak realistis.

Namun Realitas Keuntungan Menguji Model Bisnis

Namun, di balik optimisme tersembunyi tantangan nyata. Oracle dalam konferensi cloud tahunan memberikan prediksi pendapatan dan margin keuntungan yang optimis, namun data keuangan aktual lima kuartal terakhir mengungkapkan kenyataan pahit—margin keuntungan dari penyewaan chip Nvidia saat ini masih terpaut 15-20 poin persentase dari target.

Penyedia layanan cloud AI menghadapi perlombaan waktu: mereka harus membeli chip Nvidia yang mahal di muka, namun pelanggan baru mulai membayar setelah proyek selesai dan memenuhi standar performa. Pasokan listrik, keterlambatan perangkat, dan faktor tak terkendali lainnya dapat mengacaukan rencana kapan saja.

Ketika identitas pemasok, pelanggan, dan pihak pembiayaan saling tumpang tindih, risiko sistemik pun menumpuk.

Pemimpin industri secara pribadi mewaspadai kerentanan akibat ketergantungan siklikal ini. Ketika Microsoft memilih membiarkan Oracle menangani sebagian kebutuhan server OpenAI, pemain paling cerdas di industri ini telah berbicara melalui tindakan: entah mereka pesimis terhadap permintaan jangka panjang, atau enggan menanggung risiko yang terlalu tinggi.

Analisis menunjukkan, dalam demam emas ini, Nvidia tetap kokoh di posisi "penjual sekop", raksasa cloud tradisional memiliki akumulasi teknologi dan kemampuan menanggung risiko, sementara pemain baru menghadapi ketidakpastian terbesar. Hanya mereka yang benar-benar memiliki kemampuan teknologi, cadangan dana yang cukup, dan pengalaman manajemen risiko yang dapat tetap berdiri tegak saat gelombang surut.