Pada pukul 20:30 waktu Asia Timur pada 24 Oktober, pasar global mengalihkan perhatian mereka ke data CPI bulan September yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat. Indikator ekonomi tunggal ini, yang muncul di tengah bayang-bayang penutupan pemerintahan, mungkin menjadi penentu utama pergerakan jangka pendek bitcoin.
Amerika Serikat akan mengumumkan data Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan September, yang tidak hanya menjadi laporan inflasi penting terakhir sebelum pertemuan kebijakan Federal Reserve pada 30 Oktober, tetapi juga indikator ekonomi utama pertama yang dirilis sejak penutupan pemerintahan AS.
Dalam lingkungan "kekosongan data" ini, laporan ini menjadi satu-satunya dasar yang dapat diandalkan bagi pasar dan Federal Reserve untuk menilai kondisi ekonomi.
I. Latar Belakang Khusus: Laporan "Satu-satunya" di Padang Pasir Data
Lingkungan rilis CPI kali ini sangat jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, dengan beberapa karakteristik yang tidak biasa.
● Ini adalah pertama kalinya sejak Januari 2018 data CPI dirilis pada hari Jumat, mematahkan kebiasaan pasar. Yang lebih tidak biasa lagi, laporan ini dirilis di tengah penutupan pemerintahan AS yang sedang berlangsung.
Karena penutupan pemerintahan, laporan pekerjaan non-pertanian, data penjualan ritel, dan indikator ekonomi utama lainnya juga ditangguhkan. Biro Statistik Tenaga Kerja AS secara khusus memanggil kembali sebagian karyawan untuk memproses laporan inflasi ini, namun operasi "tambal sulam" seperti ini menimbulkan keraguan pasar terhadap akurasi data.
● Dalam kondisi "kekosongan data ekonomi" seperti ini, data CPI malam ini secara alami menjadi satu-satunya panduan bagi pasar dan Federal Reserve. Pejabat Federal Reserve sebenarnya sedang "terbang buta", kekurangan indikator ekonomi yang cukup untuk menilai kondisi ekonomi secara menyeluruh, sehingga semakin memperbesar pentingnya data CPI kali ini.
II. Ekspektasi Pasar: Inflasi Sedikit Meningkat dan Taruhan Penurunan Suku Bunga
Berdasarkan ekspektasi pasar secara umum, CPI AS bulan September diperkirakan akan naik dari 2,9% pada Agustus menjadi 3,1%. Ekonom Wells Fargo juga memiliki ekspektasi yang sama, menyatakan bahwa inflasi masih berada dalam kisaran yang sesuai dengan "disinflasi bertahap".
● CPI inti (tidak termasuk makanan dan energi) diperkirakan akan tetap stabil di 3,1%, sama seperti bulan Juli dan Agustus. Data ini menunjukkan bahwa meskipun inflasi keseluruhan berfluktuasi, tekanan harga internal tetap membandel.
● Namun, ada suara berbeda di pasar. Data dari penyedia data makroekonomi independen di bidang kripto, Truflation, menunjukkan bahwa CPI mungkin serendah 2,28%, jauh di bawah konsensus pasar. Perbedaan analisis ini menambah ketidakpastian data malam ini.
● Meski inflasi penuh ketidakpastian, pasar berjangka menunjukkan keyakinan luar biasa terhadap jalur penurunan suku bunga Federal Reserve. Saat ini, pasar memperkirakan probabilitas sebesar 98,4% bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 30 Oktober.
III. Dampak Kebijakan: Pilihan Sulit Federal Reserve
Data CPI besok malam akan langsung mempengaruhi keputusan suku bunga Federal Reserve pada akhir bulan ini. Di balik laporan ini, Federal Reserve menghadapi tantangan keseimbangan kebijakan yang kompleks.
● Jika data CPI jauh di bawah ekspektasi, hal ini dapat memperkuat tren perlambatan inflasi. Ini akan memberikan alasan bagi Federal Reserve untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga yang lebih agresif (misalnya 50 basis poin), guna mengantisipasi kemungkinan melemahnya pasar tenaga kerja.
"Federal Reserve cenderung memperhatikan arah kumulatif inflasi, bukan hanya satu titik data," kata Tim Sun, peneliti senior di HashKey Group. Pandangan ini menunjukkan bahwa meskipun data bulanan turun, kebijakan mungkin tidak langsung berubah.
● Jika data CPI lebih tinggi dari ekspektasi, hal ini akan memperburuk dilema pengambilan keputusan di internal Federal Reserve. Di satu sisi, inflasi yang lengket membuat pejabat khawatir; di sisi lain, tanpa data pekerjaan sebagai bukti, mereka juga harus waspada terhadap risiko penurunan ekonomi dan melemahnya pasar tenaga kerja.
IV. Dampak Kripto: Bitcoin Menghadapi Ujian Penting
Bagi pasar mata uang kripto, khususnya bitcoin, data CPI malam ini akan menjadi "stress test" yang penting.
Peneliti senior dari perusahaan layanan keuangan aset digital HashKey Group, Tim Sun, menunjukkan: "Bitcoin dan seluruh pasar diperkirakan akan merespons secara moderat terhadap peristiwa makro besar minggu ini".
Secara spesifik, kemungkinan pergerakan bitcoin adalah sebagai berikut:
● Jika CPI di bawah ekspektasi: dapat mendorong bitcoin menuju kisaran 117.000-120.000 dolar AS. Jika data CPI cukup moderat, logika perdagangan "soft landing" ekonomi akan kembali menjadi jangkar, dan dengan perbaikan ekspektasi likuiditas, kecenderungan kenaikan bitcoin akan semakin kuat.
● Jika CPI di atas ekspektasi: bitcoin mungkin akan menguji level psikologis penting 100.000 dolar AS.
Saat ini, pasar mata uang kripto tampaknya lebih rentan dibandingkan pasar saham tradisional. Harga perdagangan bitcoin sekitar 11% lebih rendah dari rekor tertinggi 102.000 dolar AS yang dicapai pada 11 Oktober.
V. Arah Dana: Aliran Masuk ETF dan Sentimen Institusi
Menjelang rilis data CPI, arus dana ETF bitcoin menunjukkan sinyal yang kompleks, mengungkapkan psikologi kontradiktif investor institusi.
● Pada 22 Oktober 2025, BlackRock US Spot Bitcoin ETF (IBIT) mencatat arus masuk bersih sebesar 210,9 juta dolar AS. Data ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketidakpastian pasar, permintaan institusi tetap tangguh.
● Sejak Oktober, ETF bitcoin secara keseluruhan mencatat arus keluar bersih sebesar 536,4 juta dolar AS, dan memicu penurunan harga bitcoin sekitar 13%.
Arus keluar dana ini bertepatan dengan meningkatnya volatilitas pasar. Arus keluar ETF bitcoin kini telah menjadi indikator utama, di mana arus masuk/keluar ekstrem mencerminkan kondisi overbought/oversold dan perubahan sentimen makroekonomi.
Analis Bitunix, Dean Chen, menyarankan: "Trader harus memperhatikan perubahan waktu nyata pada imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar setelah data dirilis: jika keduanya naik bersamaan, itu akan memberi tekanan pada bitcoin, sementara penurunan dapat kembali memicu selera risiko".
VI. Pandangan Ahli: Sentimen Pasar dan Keseimbangan Risiko
Menjelang rilis data CPI, sentimen pasar kripto sudah tampak hati-hati.
● Kepala riset perusahaan market maker kripto Caladan, Derek Lim, menunjukkan bahwa investor saat ini berada dalam posisi defensif dan melakukan lindung nilai terhadap potensi risiko.
● "Jika inflasi AS sesuai ekspektasi dan hanya ada sedikit deviasi, kemungkinan besar reaksi pasar akan datar," kata Derek Lim, sejalan dengan penilaian Sun.
● Dean Chen menambahkan: "Dalam lingkungan seperti ini, volatilitas tetap tinggi , dan keberlanjutan arus masuk dana ETF akan menentukan apakah bitcoin dapat kembali mendapatkan momentum setelah data dirilis".
● Analis Kautious Data menunjukkan bahwa dalam ketiadaan data makroekonomi lainnya, pengaruh CPI menjadi semakin besar.
"Sinyal makro yang lemah mungkin menjadi pengaturan bullish jangka pendek untuk narasi kripto, sekaligus menambah risiko ekor bagi pasar yang lebih luas".
