Penutupan pemerintahan AS kini telah memasuki minggu keempat, mengguncang kepercayaan investor di seluruh Wall Street dan merembet ke pasar kripto. Saat ekuitas melemah dan imbal hasil Treasury menurun, harga Bitcoin memasuki fase konsolidasi yang tegang di dekat $108K, berada di antara kecemasan makroekonomi dan ketidakpastian regulasi. Pertanyaannya sekarang: apakah situasi ini menandai dasar sebelum breakout—atau ketenangan sebelum penurunan berikutnya?
Saham-saham berbalik defensif. Nasdaq, Dow, dan S&P 500 semuanya ditutup lebih rendah saat para trader mencerna berita baru tentang pembatasan ekspor ke China dan laporan laba korporasi yang lemah. Emas, setelah mengalami kerugian harian terburuk dalam satu dekade, hanya mampu rebound tipis. Imbal hasil Treasury turun ke 3,95%, menandakan pergeseran ringan ke aset aman, namun belum sampai pada kepanikan total.
Dalam situasi ini, penurunan Bitcoin dari $112K ke sekitar $108K mencerminkan sentimen risk-off yang lebih luas. Namun, berbeda dengan ekuitas, para trader kripto juga menghadapi subplot politik: konfrontasi panas di Washington terkait regulasi aset digital.
Eksekutif kripto dan anggota parlemen AS bertemu minggu ini di D.C., dan suasananya tidak menyenangkan. Senator Demokrat, yang frustrasi akibat kebocoran sebelumnya dan dugaan bias lobi, meluapkan kekesalan kepada para pemimpin industri dalam pertemuan yang oleh salah satu senator disebut sebagai pertemuan yang “penuh kemarahan”. Ketegangan berpusat pada bagaimana mengatur decentralized finance (DeFi) dan mendefinisikan “kontrol” dalam rancangan undang-undang aset digital yang baru.
Suasana sedikit lebih santai di pertemuan Partai Republik, namun waktu tetap menjadi faktor krusial. Dengan pemilu paruh waktu yang akan datang pada 2026, kebuntuan politik dapat menunda regulasi yang berarti—menjaga ketidakpastian tetap tinggi bagi investor institusional.
Bagi harga BTC, tarik ulur ini bersifat dua sisi: kejelasan dapat membuka modal baru, namun perdebatan berkepanjangan berisiko memicu volatilitas berbasis kebijakan lagi.
Pada grafik harian, prediksi harga BTC terkunci di antara Bollinger Band tengah dan bawah, dengan harga bergerak di sekitar $108.600. Squeeze Bollinger semakin menyempit, yang sering kali menandakan ledakan volatilitas yang akan datang.
Pengamatan teknikal utama:
Jika harga Bitcoin bertahan di atas $107K dan merebut kembali $111K, harga bisa dengan cepat menguji $115K. Namun jika $105K jebol, dukungan kuat berikutnya baru muncul di $101K—dan di bawah itu, area psikologis $95K mengintai.
Bisa—dan keduanya bisa terjadi bersamaan. Penutupan pemerintahan yang berlarut-larut meningkatkan kekhawatiran tentang keterlambatan gaji federal dan berkurangnya likuiditas. Pada saat yang sama, langkah agresif dari Senator Demokrat untuk memperketat pengawasan DeFi dapat mendinginkan arus spekulatif ke kripto.
Di sisi lain, jika pasar melihat kemajuan bipartisan pada kerangka kerja aset digital—terutama terkait pendaftaran exchange dan kejelasan stablecoin—Bitcoin bisa mengalami relief rally. Ditambah nada dovish dari The Fed, breakout berikutnya bisa terjadi dengan cepat.
Situasinya menunjukkan harga Bitcoin berada dalam fase terkompresi—momentum menurun, dan volatilitas akan segera meningkat. Bias tetap agak bearish kecuali Bitcoin merebut kembali SMA 20 hari.
Pemicu makro seperti penyelesaian penutupan pemerintahan, kejelasan regulasi, dan data CPI minggu depan kemungkinan akan menentukan arah. Trader harus bersiap untuk pergerakan tajam dalam hitungan hari, bukan minggu.
$Bitcoin berada di tepi zona breakout yang ditentukan oleh politik, kebijakan, dan tekanan. Angin makro berubah, regulasi semakin ketat, dan sentimen tetap hati-hati—namun kompresi seperti ini jarang bertahan lama. Apakah pergerakan besar berikutnya naik atau turun lebih bergantung pada apakah Washington menemukan kejelasan lebih cepat daripada trader kehilangan kesabaran. Jika harga $BTC mampu bertahan di atas $107K, tujuan berikutnya mungkin bukan $95K—melainkan $120K.