Kenaikan pesat Polymarket—dari valuasi $1 miliar pada bulan Juni menjadi potensi $15 miliar hari ini—menandai lebih dari sekadar hype investor. Ini menandakan pergeseran mendasar dalam cara pasar keuangan memandang informasi sebagai kelas aset. Di dunia di mana sentimen waktu nyata sering bergerak lebih cepat daripada indikator tradisional, prediction market seperti Polymarket muncul sebagai lapisan baru kecerdasan pasar, menggabungkan spekulasi, data, dan keuangan terdesentralisasi dalam satu ekosistem.
Polymarket, platform prediksi berbasis kripto, sedang dalam pembicaraan untuk mengumpulkan pendanaan baru dengan valuasi antara $12 miliar hingga $15 miliar, menurut Bloomberg. Yang luar biasa adalah betapa cepatnya pertumbuhan ini terjadi. Pada bulan Juni, perusahaan yang dipimpin Shayne Coplan ini bernilai hanya $1,2 miliar setelah putaran pendanaan $150 juta yang dipimpin oleh Founders Fund milik Peter Thiel. Pada awal Oktober, angka itu melonjak menjadi $9 miliar, setelah kesepakatan investasi besar dengan Intercontinental Exchange (ICE), perusahaan induk NYSE.
Jika putaran baru ini ditutup mendekati target tertinggi, Polymarket akan mengalami lonjakan valuasi 10x dalam waktu kurang dari lima bulan, memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar dalam ekonomi prediksi.
Didirikan pada tahun 2020, Polymarket memungkinkan pengguna bertaruh pada hasil dunia nyata menggunakan kontrak sederhana ya/tidak. Topiknya beragam mulai dari pemilu dan olahraga hingga pasar keuangan dan budaya pop. Daya tariknya terletak pada dinamika kebijaksanaan massa—mengumpulkan sentimen publik menjadi sinyal pasar yang dapat diperdagangkan.
Ruang ini memanas dengan cepat. Kalshi, pesaing yang diatur di AS, juga menarik modal besar, dengan valuasinya melonjak dari $5 miliar menjadi potensi $12 miliar hanya dalam beberapa minggu. Persaingan ini menyoroti keyakinan investor yang tumbuh bahwa prediction market bisa menjadi frontier baru untuk keuangan terdesentralisasi, menggabungkan spekulasi, wawasan berbasis data, dan keterlibatan sosial.
Keterkaitan Polymarket dengan pemain keuangan dan hiburan mapan mendorong platform ini menuju legitimasi. Potensi investasi ICE sebesar $2 miliar bukan hanya dorongan finansial—ini adalah jembatan strategis antara infrastruktur Wall Street dan inovasi pasar on-chain.
Menambah momentum tersebut, Polymarket mengungkapkan rencana untuk bertindak sebagai clearinghouse yang ditunjuk untuk DraftKings jika raksasa taruhan olahraga itu memasuki ranah prediction market. Kemitraan ini dapat mengaburkan batas antara taruhan olahraga dan prediksi peristiwa, memperluas basis pengguna Polymarket di luar trader kripto-native.
Untuk mempertahankan momentumnya, Polymarket baru-baru ini meluncurkan dukungan deposit Bitcoin dan memperluas ekosistemnya ke beberapa chain termasuk Ethereum, Polygon, Base, Arbitrum, dan Solana. Mereka juga meluncurkan pasar ekuitas dan indeks naik/turun, memungkinkan pengguna bertaruh apakah saham atau tolok ukur akan ditutup lebih tinggi atau lebih rendah pada waktu tertentu—pada dasarnya menggabungkan prediction market dengan alat keuangan tradisional.
Platform ini mencapai rekor tertinggi dalam jumlah pasar baru yang dibuat bulan lalu, menunjukkan bahwa aktivitas pengguna dan keragaman pasar sama-sama meningkat.
Salah satu katalis potensial terbesar Polymarket adalah kembalinya mereka ke pasar AS. Platform ini menghentikan operasinya di AS pada 2022 di tengah ketidakpastian regulasi, namun kini telah “diberi lampu hijau untuk kembali beroperasi”, menurut Coplan. Ini dapat secara dramatis memperluas basis likuiditas dan visibilitasnya.
Spekulasi juga berkembang seputar potensi token POLY, yang dapat mendorong partisipasi dan memperkenalkan fitur tata kelola, semakin mendesentralisasi operasi platform.
Sementara Polymarket mendominasi skena kripto-native, model Kalshi yang teregulasi menarik minat investor institusional. Bloomberg melaporkan bahwa Kalshi telah menerima penawaran baru dengan valuasi antara $10 miliar hingga $12 miliar, menunjukkan bagaimana minat investor pada prediction market dengan cepat melampaui ekspektasi awal.
Kedua perusahaan berlomba untuk mendefinisikan masa depan keuangan berbasis peristiwa, masing-masing mengambil jalur berbeda—Polymarket melalui kebebasan kripto-native, dan Kalshi melalui keselarasan regulasi.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah lonjakan valuasi Polymarket berkelanjutan atau spekulatif. Kemitraan strategis perusahaan, integrasi lintas-chain, dan re-entry regulasi menciptakan narasi pertumbuhan yang kuat—namun mempertahankan momentum itu akan bergantung pada retensi pengguna, kedalaman likuiditas, dan navigasi lanskap kepatuhan yang terus berkembang.
Jika dieksekusi dengan baik, Polymarket dapat muncul sebagai Coinbase-nya prediction market, mengubah sentimen publik menjadi instrumen keuangan global.
Perlombaan antara Polymarket dan Kalshi kini bukan sekadar soal valuasi lagi—ini tentang siapa yang mendefinisikan masa depan keuangan prediktif.