Jakarta, Pintu News – Pasar crypto decentralized exchange ( DEX ) terus menunjukkan pertumbuhan pesat menjelang 2026, seiring meningkatnya minat terhadap perdagangan tanpa perantara dan kepemilikan aset mandiri. Tren ini diperkuat oleh kemajuan di sektor DeFi, integrasi lintas-chain, dan efisiensi biaya transaksi yang makin kompetitif dibanding bursa terpusat ( CEX ).
Sejumlah proyek DEX kini tidak hanya menawarkan likuiditas tinggi, tetapi juga inovasi seperti perpetual trading, aggregators, dan yield optimization. Artikel ini akan membahas 10 crypto DEX yang berpotensi naik di 2026, berdasarkan teknologi, ekosistem, dan prospek pertumbuhannya di tahun mendatang yang dirangkum dari berbagai sumber!
 Sumber: 99 Bitcoins
 Sumber: 99 Bitcoins Hyperliquid (HYPE) adalah token utilitas dari ekosistem Hyperliquid Labs — sebuah exchange terdesentralisasi (DEX) yang dibangun sebagai blockchain Layer-1 dengan fitur on-chain order book, trading perpetual, dan eksekusi cepat yang menyerupai bursa sentral. Platform ini menargetkan trader aktif dengan fee rendah, slip kecil, serta dukungan spot, margin dan perpetual trading.
Dari sisi tokenomics, HYPE memiliki total suplai maksimum sekitar 1 miliar token. Saat ini sirkulasi tercatat sekitar 336,685,219 token dengan market cap di kisaran US$12–15 miliar (≈ Rp 200–250 triliun berdasarkan kurs US$=Rp16.620). inerja token ini juga mendapat perhatian karena rencana perusahaan untuk menggalang dana hingga US$1 miliar guna ekspansi, yang semakin memperkuat profil institusionalnya.
 Sumber: InvestorPlace
 Sumber: InvestorPlace Stellar adalah token asli dari jaringan Stellar Development Foundation yang dirancang untuk pembayaran lintas-batas (cross-border) dan tokenisasi aset. Jaringan ini banyak digunakan oleh lembaga keuangan dan penyedia layanan pembayaran untuk transfer cepat dengan biaya rendah.
Dari sisi data pasar, XLM memiliki sirkulasi sekitar 32 miliar token dan market cap di kisaran US$10–10.6 miliar (≈ Rp 166–176 triliun). Hal ini menunjukkan XLM masuk kategori altcoin mapan dengan likuiditas tinggi dan aplikasi riil di sektor pembayaran digital.
 Sumber: PYMNTS
 Sumber: PYMNTS Uniswap adalah token tata-kelola (governance) dari protokol DEX populer Uniswap Protocol berbasis Ethereum. Dengan memegang UNI, pengguna dapat ikut memberi suara atas keputusan penting protokol seperti fee, alokasi dana, atau pengembangan fitur.
Market cap UNI saat ini sekitar US$3.75 miliar (≈ Rp 62,4 triliun) dengan sirkulasi sekitar 600 juta token. Token ini mencerminkan bagian dari ekosistem DeFi utama dan menjadi pilihan bagi pengguna yang ingin berpartisipasi dalam tata kelola jaringan.
Baca juga: 10 Meme Coin yang Berpotensi Naik 2026
 Sumber: WEEX
 Sumber: WEEX Aster (ASTER) adalah token dari pertukaran terdesentralisasi (DEX) multi-chain yang fokus pada perdagangan perpetual futures dan spot dengan model yang efisien dan fitur lanjutan. Token ini memberi hak tata-kelola, potongan biaya untuk pengguna, serta pendapatan dari mekanisme buy-back dan staking.
Tokenomics ASTER mencatat bahwa lebih dari 53,5 % suplai dialokasikan untuk airdrop dan reward komunitas, dengan total pasokan yang besar dan mekanisme deflasioner yang dirancang untuk meningkatkan utilitas jangka panjang. Meski proyek ini tergolong lebih baru dibanding altcoin besar, namun ia menempati posisi menarik di sektor derivatif kripto.
 Sumber: CoinStats
 Sumber: CoinStats Jupiter adalah token utilitas dan tata-kelola dari protokol Jupiter Exchange — agregator DEX yang beroperasi di jaringan Solana, menawarkan penukaran antar-token dengan likuiditas teragregasi dan kecepatan tinggi.
Market cap JUP berada di kisaran US$1.35–1.37 miliar (≈ Rp 22,4–22,7 triliun) dengan suplai yang beredar sekitar 3.17 miliar token dari total suplai hingga 7 miliar. Positioning JUP sebagai opsi utilitas di ekosistem Solana menjadikannya relevan bagi pengguna yang mencari eksposur ke ekosistem Solana tanpa menanggung valuasi token inti secara langsung.
 Sumber: Crypto Rank
 Sumber: Crypto Rank Meteora (MET) adalah token dari protokol liquidity-infrastructure di jaringan Solana yang disebut Meteora DEX. Proyek ini menawarkan market maker otomatis dinamis (DLMM) yang fokus mengoptimalkan efisiensi modal bagi penyedia likuiditas serta mendukung peluncuran token baru.
Tokenomics MET menunjukkan suplai beredar sekitar 480 juta token dengan market cap sekitar US$259,5 juta (≈ Rp 4,3 triliun) pada saat data terakhir. Walau skala masih relatif kecil dibanding token besar lainnya, proyek ini memantapkan diri sebagai pemain infrastruktur DeFi khusus Solana.
Baca juga: 3 Koin yang Dijual Besar-besaran oleh Whale Crypto di Akhir Oktober 2025
 Sumber: Crypto Economy
 Sumber: Crypto Economy Avantis (AVNT) adalah token utilitas dari protokol Avantis Finance yang berfokus pada perdagangan derivatif kripto dan forex. Token ini digunakan untuk staking, mengurangi biaya transaksi dan sebagai insentif komunitas.
Dari sisi pasar, AVNT memiliki market cap sekitar US$203–205 juta (≈ Rp 3,3 triliun) dengan suplai beredar sekitar 258–263 juta token dari total suplai hingga 1 miliar. Meskipun skala lebih kecil, AVNT menawarkan niche yang menarik di ruang derivatif dan perdagangan aktif.
 Sumber: Currency
 Sumber: Currency 1Inch adalah token utilitas dan tata-kelola dari jaringan agregator DEX bernama 1inch Network yang membantu pengguna mendapatkan rute terbaik untuk swap token di berbagai bursa. Token ini memungkinkan staking dan memberi hak suara dalam keputusan protokol.
Walaupun data market cap terkini tidak sejelas beberapa token besar lainnya, 1INCH tetap merupakan proyek mapan di ekosistem DeFi dan cocok sebagai salah satu opsi untuk pengguna yang memahami fungsi agregasi likuiditas dalam swap token.
 Sumber: Phantom
 Sumber: Phantom Drift (DRIFT) adalah token dari protokol DEX bernama Drift Protocol yang berjalan di jaringan Solana, menawarkan perdagangan spot dan perpetual dengan likuiditas on-chain, order book, dan eksekusi cepat.
Market cap DRIFT tercatat sekitar US$187–193 juta (≈ Rp 3,1-3,2 triliun) dengan suplai beredar sekitar 382 juta token. Projek ini cukup spesifik dan cocok bagi pengguna yang tertarik dengan protokol derivatif di Solana yang lebih kecil skala.
 Sumber: U Today
 Sumber: U Today Thorchain adalah token asli dari protokol lintas-rantai (cross-chain) bernama THORChain yang memungkinkan pertukaran aset antar-jaringan tanpa perlu jembatan terpusat. Token RUNE juga digunakan sebagai kolateral dan insentif bagi node validator dalam sistem likuiditas otomatisnya.
Tokenomics menunjukkan bahwa RUNE masih berada di pasar dengan sirkulasi sekitar 351 juta token dan market cap sekitar US$309,7 juta (≈ Rp 5,15 triliun). Seiring adopsi DeFi multi-rantai meningkat, RUNE berpotensi menjadi pemain kunci di ruang interoperabilitas blockchain.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti Harga Bitcoin hari ini , harga coin xrp hari ini , dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: