Amerika Serikat dan Singapura sedang memajukan kolaborasi regulasi stablecoin. Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perdana Menteri Lawrence Wong menekankan prioritas bersama di KTT APEC 2025, dengan fokus pada inovasi kripto yang patuh dan kebijakan aset digital.
Scott Bessent, Menteri Keuangan AS, dan PM Singapura Lawrence Wong membahas regulasi stablecoin selama KTT APEC.
Pertemuan ini menandakan keselarasan strategis antara AS dan Singapura dalam inovasi kripto yang patuh, yang memengaruhi antusiasme pasar dan kejelasan regulasi.
Menteri Keuangan AS menyoroti pentingnya pertemuan ini, mencatat potensi global dari stablecoin. Singapura, yang digambarkan sebagai pusat yang sedang berkembang, telah mengeluarkan 13 Major Payment Institution licenses. Hal ini mencerminkan sikap terbuka terhadap regulasi aset digital dan stablecoin.
“Stablecoin mewakili revolusi dalam keuangan digital. Dolar kini memiliki jalur pembayaran asli internet yang cepat, tanpa hambatan, dan bebas perantara. Teknologi revolusioner ini akan memperkuat status dolar sebagai mata uang cadangan global…”
PM Singapura Lawrence Wong, yang mewakili negaranya di KTT, dikenal atas kepemimpinannya dalam aset digital di Asia-Pasifik. Kebijakan stablecoin ditekankan sebagai bagian inti dari diskusi, menggambarkan minat bersama antara kedua negara.
Pembahasan ini dapat meningkatkan permintaan untuk U.S. Treasuries dan memengaruhi aliran stablecoin on-chain. Pertemuan ini menetapkan preseden untuk kerja sama dalam inovasi aset digital dan regulasi keuangan terkait.
Menyusul perkembangan regulasi, GENIUS Act disebutkan sebagai komponen dasar dalam mencapai kejelasan regulasi. Kebijakan ramah kripto Singapura dan kolaborasi historis dengan AS dapat menghasilkan kemajuan signifikan di bidang keuangan digital.
Potensi kerja sama antara kedua negara dapat menghasilkan dampak keuangan dan teknologi yang signifikan. Analisis menunjukkan bahwa pedoman yang lebih kuat dan jelas tentang stablecoin dapat meningkatkan peluang ekonomi dan inovasi teknologi di yurisdiksi mereka.