Harga saham yang terus lesu, eksekusi strategi yang kacau, serta pengawasan manajemen yang lemah membuat institusi investasi yang memegang banyak saham tidak lagi diam, memilih untuk langsung “menyatakan perang” kepada dewan direksi.
Pada 27 November 2025, institusi investasi YZi Labs mengambil langkah drastis dengan secara resmi mengajukan pernyataan persetujuan awal kepada Securities and Exchange Commission Amerika Serikat, mencari persetujuan tertulis dari pemegang saham untuk memperluas ukuran dewan direksi CEA Industries Inc. dan memilih anggota dewan baru.
Langkah yang tidak biasa ini secara langsung menantang kepemimpinan perusahaan yang terdaftar di Nasdaq tersebut, dan juga membuat masalah tata kelola internal BNC—perusahaan yang dijuluki sebagai “MicroStrategy versi BNB”—terbuka di hadapan publik.
I. Performa Harga Saham Menyimpang, Pemegang Saham Institusi Bertindak
● Sebagai pemegang saham utama BNC, YZi Labs kini secara terbuka menantang dewan direksi, bukan karena dorongan sesaat. Tindakan ini berasal dari ketidakpuasan mendalam terhadap performa harga saham BNC yang terus lesu sejak menyelesaikan pendanaan PIPE sebesar 500 juta dolar AS musim panas tahun ini.
● Pimpinan YZi Labs, Ella Zhang, secara blak-blakan menyatakan: “Kami percaya performa buruk BNC secara langsung disebabkan oleh lemahnya eksekusi strategi, komunikasi yang kurang dengan investor, serta kurangnya pengawasan yang efektif.”
● Ironisnya, selama periode ini, aset utama treasury BNC—harga BNB—sebenarnya telah mengalami kenaikan yang signifikan. Penyimpangan yang jelas antara harga saham dan nilai intrinsik aset inilah yang menjadi pemicu langsung intervensi YZi Labs.
II. Manajemen Kacau, Investor Kehilangan Kesabaran
Dalam pernyataannya, YZi Labs merinci serangkaian masalah pada manajemen BNC. Lemahnya eksekusi strategi dan kurangnya komunikasi dengan investor hanyalah puncak gunung es.
● Masalah yang lebih serius meliputi: penundaan pengajuan dokumen penting ke SEC, gagal memperbarui data treasury aset digital dan nilai aset bersih kepada investor secara tepat waktu, serta kebingungan pasar yang berkelanjutan terhadap identitas dan narasi strategi perusahaan.
Masalah-masalah ini secara kolektif menyebabkan investor tidak dapat memahami nilai nyata dan arah masa depan perusahaan.
● YZi Labs sebelumnya telah mencoba berinteraksi secara konstruktif dengan manajemen, namun kini mereka menilai “pemegang saham tidak bisa terus menunggu”.
III. Identitas Ganda, Posisi Unik BNC
Untuk memahami perselisihan ini, perlu memahami model bisnis unik BNC.
● CEA Industries Inc. awalnya hanyalah perusahaan biasa yang terdaftar di Nasdaq, namun setelah menyelesaikan pendanaan privat sebesar 500 juta dolar AS pada bulan Agustus tahun ini, perusahaan mulai bertransformasi menjadi “perusahaan jaringan BNB”, dengan kode saham juga diubah menjadi “BNC”. Transformasi ini dipimpin oleh YZi Labs dan menarik lebih dari 140 institusi untuk berpartisipasi.
● BNC kemudian mengumumkan pembelian 200.000 BNB dengan total biaya sekitar 160 juta dolar AS, dan langsung menjadi institusi pemegang BNB tingkat perusahaan terbesar di dunia.
● Perusahaan ini meniru strategi treasury terkenal dari MicroStrategy, namun fokus pada akumulasi BNB, berkomitmen menjadi “perusahaan treasury aset digital kelas penentu kategori”.
IV. Kepemilikan Saham dan Kontrol, Kartu As YZi Labs
Sebagai pemegang saham utama, YZi Labs saat ini secara langsung memegang sekitar 2,15 juta saham biasa BNC.
● Selain itu, mereka juga memegang berbagai waran yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, termasuk waran pra-pendanaan untuk 7,75 juta saham biasa, waran terikat untuk 9,9 juta saham biasa, serta waran penasihat strategis untuk 3,56 juta saham biasa.
● Namun, karena adanya batas kepemilikan maksimum sebesar 4,99%, waran-waran ini tidak akan dieksekusi dalam waktu dekat. Detail ini mengungkap masalah kunci: meskipun YZi Labs adalah investor penting di BNC, pengaruh nyata mereka tetap terbatas.
Hal ini mungkin menjelaskan mengapa mereka memilih menempuh jalur hukum formal untuk memperluas dewan direksi demi memperkuat pengawasan.
V. Mencari Perubahan, Tidak Mengubah Visi
YZi Labs menekankan bahwa tindakan mereka bukan untuk menggulingkan perusahaan, melainkan ingin memperkuat tata kelola perusahaan dengan menghadirkan anggota dewan baru yang berpengalaman.
● Ella Zhang menyatakan: “Kami sedang mencari untuk memperluas ukuran dewan direksi dan menambah anggota dewan yang berpengalaman dan berkualitas, kami percaya mereka dapat memberikan pengawasan yang lebih kuat.” Tindakan ini mendapat dukungan dari CZ (Changpeng Zhao).
● Sebagai salah satu pihak yang terlibat, CZ bersama YZi Labs Management dan calon anggota dewan yang akan dinominasikan turut bergabung dalam inisiatif pengumpulan konsensus ini.
● YZi Labs menyatakan akan segera mengumumkan daftar calon anggota dewan secara rinci, dengan tujuan “tanpa menggoyahkan visi treasury aset digital BNC, melepaskan nilai potensial perusahaan melalui tata kelola dewan yang lebih kuat”.
VI. Tantangan Tata Kelola
Kasus BNC mengungkap tantangan unik yang dihadapi perusahaan publik saat merangkul aset kripto. Perusahaan ini pada dasarnya mencoba menggabungkan struktur tata kelola perusahaan tradisional dengan strategi treasury aset kripto yang inovatif.
Kombinasi ini jelas menghadapi kesulitan—meskipun memiliki banyak aset BNB, perusahaan tetap gagal mengkomunikasikan proposisi nilainya secara efektif ke pasar.
Hampir pada waktu yang sama, perusahaan terkenal lainnya di pasar, MicroStrategy (MSTR), juga menghadapi gugatan class action terkait masalah akuntansi atas investasi bitcoin-nya.
Kasus-kasus ini secara kolektif menunjukkan bahwa perusahaan publik yang merangkul aset kripto menghadapi ujian berat dalam hal tata kelola, pengungkapan informasi, dan hubungan dengan sistem keuangan tradisional.
Hasil restrukturisasi dewan direksi BNC masih belum pasti, namun perebutan kendali ini jelas akan menjadi peristiwa ikonik di bidang treasury aset digital yang sedang berkembang. Hasil akhirnya akan menjawab satu pertanyaan kunci: ketika strategi asli kripto bertabrakan dengan struktur tata kelola perusahaan tradisional, siapa yang harus beradaptasi?
Dan pada akhirnya, penentu utama bukan hanya suara pemegang saham, tetapi juga kesabaran dan waktu pasar.
