Penurunan suku bunga hawkish oleh Federal Reserve kemungkinan akan diputuskan minggu ini, dan "pertarungan internal besar" akan segera dimulai.

Setelah mengalami kepanikan tentang apakah Federal Reserve akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini, konsensus pasar saat ini adalah bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu ini, meskipun keputusan ini mungkin akan menjadi keputusan yang penuh perbedaan pendapat.

“Ini adalah keputusan yang sulit,” kata Alan Blinder, profesor ekonomi di Universitas Princeton dan mantan wakil ketua Federal Reserve. “Tapi saya pikir kemungkinan mereka memangkas suku bunga lebih besar daripada tidak memangkas... Jika itu adalah ‘pemangkasan hawkish’, saya juga tidak akan terkejut.”

Artinya, pemangkasan suku bunga minggu ini mungkin akan disertai dengan peringatan kepada pasar agar tidak berharap Federal Reserve akan terus memangkas suku bunga pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Blinder menyatakan bahwa, mengingat perbedaan pendapat yang ada di dalam komite, ia memperkirakan keputusan suku bunga mungkin akan mendapat tentangan dari kedua belah pihak.

Kepala Ekonom Wilmington Trust, Luke Tilley, juga percaya bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga, ia memprediksi Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan menjelaskan pemangkasan suku bunga dengan cara yang sama seperti pada konferensi pers sebelumnya: menekankan adanya perbedaan pendapat terkait pemangkasan lebih lanjut, dan memperingatkan agar tidak mengasumsikan Federal Reserve akan terus memangkas suku bunga.

Sebelum pertemuan minggu ini, beberapa pejabat Federal Reserve menyatakan bahwa, mengingat kekhawatiran terhadap inflasi, kebutuhan untuk memangkas suku bunga tidak terlalu mendesak, tingkat inflasi masih lebih tinggi satu poin persentase dari target 2% Federal Reserve. Di antara mereka adalah Presiden Federal Reserve Boston Collins dan Presiden Federal Reserve Kansas City Schmid.

Presiden Federal Reserve Chicago Goolsbee juga ragu-ragu untuk melakukan terlalu banyak pemangkasan suku bunga di awal, dengan alasan inflasi. Di sisi lain, Presiden Federal Reserve New York Williams beberapa minggu lalu memberikan indikasi kuat bahwa ia mungkin akan mendukung pemangkasan suku bunga.

“Saya pikir kisaran target suku bunga dana federal masih memiliki ruang untuk penyesuaian lebih lanjut dalam jangka pendek, agar posisi kebijakan lebih mendekati kisaran netral,” kata Williams pada 21 November.

Bagi beberapa pengamat Federal Reserve, pernyataan ini saja sudah mengubah peluang pemangkasan suku bunga.

“Wakil ketua biasanya tidak memberikan sinyal sekuat itu dalam pidatonya, kecuali ia telah mendapat dukungan dari ketua Federal Reserve,” kata mantan Presiden Federal Reserve Cleveland Mester. “Jadi menurut saya, mereka akan melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada bulan Desember.”

Meski Mester mengatakan ia tidak berpikir pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve adalah kesalahan, ia saat ini tidak akan mendukung pemangkasan suku bunga, melainkan ingin melihat kinerja ekonomi pada awal tahun depan, lalu melakukan penyesuaian jika diperlukan.

“Selain fakta bahwa proyeksi suku bunga pada bulan September mencakup pemangkasan suku bunga, saya benar-benar tidak melihat alasan kuat untuk memangkas suku bunga kali ini,” katanya. “Saya pikir ini lebih karena ingin bertindak cepat, bukan karena alasan ekonomi yang kuat.”

Blinder memperingatkan bahwa, jika Federal Reserve memangkas suku bunga lagi minggu ini, para pembuat kebijakan mungkin akan menghadapi risiko membuat inflasi semakin sulit untuk turun. “Pertanyaannya adalah apakah kita sekarang sudah sampai pada titik itu,” katanya. “Saya pikir mungkin kita sudah sampai.”

Apa yang Dikatakan Data Saat Ini?

Karena penutupan pemerintah berlangsung sepanjang Oktober dan awal November, data terkait tertunda perilisannya. Indikator inflasi pilihan Federal Reserve—Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE)—terlambat dua bulan.

Pada bulan September, tingkat inflasi inti yang tidak termasuk harga makanan dan energi naik 2,8%, turun 0,1 poin persentase dari Agustus. Pejabat Federal Reserve memperkirakan tingkat inflasi pada akhir tahun akan mencapai 3,1%.

Laporan pekerjaan non-pertanian bulan September menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja rebound pada bulan September, menambah 119.000 pekerjaan, sementara pada bulan Agustus berkurang 4.000. Ini menyebabkan tren yang berfluktuasi: penciptaan lapangan kerja negatif pada bulan Juni, naik pada Juli, turun lagi pada Agustus, dan rebound pada September.

Interpretasi anekdot terbaru tentang pasar tenaga kerja dalam Beige Book Federal Reserve menunjukkan bahwa dalam dua minggu pertama November, jumlah PHK sedikit meningkat, pemberi kerja menerapkan pembekuan perekrutan dan menyesuaikan jam kerja karyawan. Beberapa perusahaan mencatat bahwa kecerdasan buatan telah menggantikan posisi tingkat pemula, atau meningkatkan efisiensi kerja karyawan yang ada, sehingga menahan perekrutan baru.

Pejabat Federal Reserve akan menerima lebih banyak data real-time setelah pertemuan minggu ini.

Prospek Tahun 2026

Pengamat Federal Reserve minggu ini akan memperhatikan sinyal yang diberikan pejabat tentang jalur kebijakan di masa depan serta konferensi pers rutin pasca-pertemuan Powell. Pada hari Kamis minggu ini, Federal Reserve juga akan merilis proyeksi suku bunga kuartalan terbaru, termasuk prospek untuk tahun 2026.

“Saya berharap dia bisa menjelaskan bagaimana mereka benar-benar memikirkan ekonomi,” kata Mester.

Ia menyatakan, ia akan bersikap hati-hati terhadap pemangkasan suku bunga lebih lanjut, karena ia percaya bahwa pendorong inflasi bukan hanya tarif—yang ia anggap sebagai kenaikan harga satu kali—tetapi juga termasuk harga jasa.

Meskipun Federal Reserve berusaha menahan memburuknya pasar tenaga kerja, Mester menyatakan, ia percaya sebagian besar kelemahan disebabkan oleh perubahan jangka panjang yang tidak dapat dikendalikan oleh Federal Reserve, seperti perubahan kebijakan imigrasi yang menyebabkan berkurangnya tenaga kerja. Sementara itu, ia mengakui bahwa ketidakpastian tarif, keinginan perusahaan untuk melindungi margin laba dari dampak tarif, dan biaya tenaga kerja juga menyebabkan pasar menjadi lemah.

“Jadi pasar tenaga kerja berada dalam keadaan hampir stagnan, saya tidak yakin pemangkasan suku bunga benar-benar bisa membantu,” katanya.

Namun, Luke Tilley dari Wilmington Trust memprediksi, akan ada tiga pemangkasan suku bunga lagi dalam tiga pertemuan kebijakan Federal Reserve berikutnya, karena ia percaya pasar tenaga kerja sedang melemah dan diperkirakan akan semakin melemah.

Luke Tilley memperkirakan, pada bulan Oktober terdapat 154.000 pegawai pemerintah yang menerima pesangon dan keluar, yang mungkin akan menaikkan tingkat pengangguran bulan November hampir 0,1 poin persentase menjadi 4,5%. Ia juga mencatat, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja, selain pekerjaan di bidang kesehatan, pertumbuhan lapangan kerja sektor swasta tetap negatif.

“Di sini ada pegawai federal, dan juga pendatang baru di pasar tenaga kerja yang sulit mendapatkan pekerjaan,” kata Luke Tilley. “Jadi, semua ini mencerminkan pasar tenaga kerja yang sangat lemah.”

Ekonom Senior Amerika Serikat di Bank of America, Aditya Bhave, memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga dua kali lagi pada bulan Juni dan Juli tahun depan, bukan karena kebutuhan ekonomi, tetapi karena Federal Reserve akan memiliki ketua baru. Ini akan membuat suku bunga berada di kisaran 3,0% hingga 3,25%.

“Prediksi kami tentang pemangkasan suku bunga tambahan tahun depan disebabkan oleh pergantian kepemimpinan, bukan interpretasi kami terhadap ekonomi,” kata Aditya Bhave. “Faktanya, kami percaya bahwa jika suku bunga dipangkas minggu depan, Federal Reserve akan meningkatkan risiko mendorong kebijakan ke wilayah yang terlalu longgar, sementara stimulus fiskal baru saja mulai berlaku.”

Managing Director Global Accenture, Amir Bagherpour, memprediksi, setelah pemangkasan suku bunga minggu ini, Federal Reserve akan memangkas suku bunga satu hingga dua kali lagi tahun depan. Prospek ini mengasumsikan bahwa tingkat inflasi inti PCE tahun depan akan berada di kisaran 2,5%-2,7%; PDB akan berada di kisaran 1,5%-1,8%; tingkat pengangguran pada akhir tahun depan akan berada di kisaran 4,4%-4,6%; dan pertumbuhan lapangan kerja bulanan rata-rata akan berada di antara 75.000-125.000.