Edwin Rojas Ulo, Presiden Bank Sentral Bolivia, menyatakan bahwa negara tersebut bekerja sama dengan organisasi internasional untuk merancang mata uang digital yang disebut "Virtual Bolivia," yang ditujukan untuk penyelesaian internasional dan menjaga cadangan devisa, terutama dolar AS. Dia mencatat bahwa inisiatif ini akan membantu memodernisasi sistem pembayaran, terutama dalam skenario pembayaran lintas batas, dengan membebaskan dana cadangan. Proposal rinci untuk mata uang digital ini diharapkan akan dirilis pada bulan Agustus.

Selain itu, sejak Bank Sentral Bolivia mengizinkan pembelian mata uang kripto menggunakan rekening bank, adopsi aset digital telah meningkat dua kali lipat dalam tiga bulan. Sementara itu, karena kekurangan devisa, Bolivia juga mulai menggunakan stablecoin sebagai pengganti dolar AS dan sedang menjajaki kemungkinan membayar impor energi melalui mata uang kripto.