Dalam dunia investasi stablecoin yang berkembang pesat, transparansi korporasi dan keselarasan regulasi telah menjadi penentu penting kepercayaan pasar. Sementara banyak investor berfokus pada metrik teknis seperti rasio cadangan atau tokenomics, analisis yang lebih mendalam mengungkapkan bahwa rezim hukum tempat penerbit stablecoin beroperasi dapat sangat memengaruhi kejelasan strategis dan kepercayaan investor. Yurisdiksi French Civil Law (FCL), khususnya di Eropa, menawarkan studi kasus menarik tentang bagaimana kerangka hukum yang terstruktur dapat meningkatkan tata kelola perusahaan dan mengurangi asimetri informasi—faktor-faktor yang semakin vital di pasar stablecoin yang volatil.
Sistem French Civil Law, seperti di Prancis dan Quebec, mewajibkan pengungkapan Strategic Business Model (SBM) yang ringkas namun dapat ditegakkan secara hukum. Berbeda dengan yurisdiksi Common Law (CL), di mana perusahaan sering mengandalkan pengungkapan panjang yang dilaporkan sendiri dan mungkin kurang dapat diverifikasi, rezim FCL memprioritaskan transparansi waktu nyata. Sebagai contoh, Quebec's Act Respecting the Legal Publicity of Enterprises (ARLPE) mewajibkan pendaftaran publik atas ultimate beneficial ownership (UBO) dan verifikasi eksternal atas struktur kepemilikan. Ini menghilangkan kebutuhan perusahaan untuk berulang kali menjelaskan detail tata kelola dalam laporan tahunan, sehingga pengungkapan SBM dapat fokus pada informasi strategis yang material.
Sebuah studi tahun 2025 di The British Accounting Review menemukan bahwa perusahaan di yurisdiksi FCL mencapai pengurangan volatilitas ekuitas sebesar 15% dibandingkan dengan rekan-rekan CL. Stabilitas ini berasal dari ketepatan hukum pengungkapan FCL, yang mengurangi risiko overvaluasi spekulatif. Bagi penerbit stablecoin, ini berarti investor menerima wawasan yang jelas dan mengikat secara hukum tentang model bisnis, manajemen cadangan, dan keselarasan ESG—faktor kunci dalam menilai kelayakan jangka panjang.
Regulasi Markets in Crypto-Assets (MiCA) Uni Eropa, yang berlaku mulai Desember 2024, semakin memperkuat peran FCL dalam membentuk transparansi stablecoin. Di bawah MiCA, penerbit stablecoin harus memperoleh otorisasi dari Autorité de contrôle prudentiel et de résolution (ACPR) dan menerbitkan white paper yang terperinci. Dokumen-dokumen ini harus mencakup penilaian risiko, pengungkapan dampak lingkungan, dan penjelasan yang jelas tentang klasifikasi token. Ini sejalan dengan European Sustainability Reporting Standards (ESRS), yang mewajibkan dual materiality—mengungkapkan bagaimana faktor keberlanjutan memengaruhi bisnis dan bagaimana bisnis memengaruhi keberlanjutan.
Misalnya, penerbit stablecoin Prancis Circle Internet Financial Europe SAS, yang mendapatkan lisensi sebagai lembaga uang elektronik pada Juli 2024, mematuhi persyaratan ketat MiCA. White paper-nya tidak hanya menguraikan komposisi cadangan tetapi juga mengkuantifikasi jejak karbon dari mekanisme konsensusnya. Pengungkapan semacam ini, yang diwajibkan oleh regulasi yang selaras dengan FCL, memberikan data yang dapat diverifikasi kepada investor, mengurangi risiko greenwashing dan meningkatkan kepercayaan.
Penekanan FCL pada perlindungan pemangku kepentingan dan kerangka tata kelola ex-ante juga telah menghasilkan skor ESG yang lebih tinggi bagi perusahaan di yurisdiksi ini. Sebuah studi tahun 2025 di The Journal of Financial Economics menemukan bahwa perusahaan keuangan di yurisdiksi FCL memperoleh skor ESG 20% lebih tinggi dibandingkan rekan-rekan mereka di AS. Untuk saham stablecoin, ini sangat relevan karena kriteria ESG semakin memengaruhi keputusan investasi institusional.
Pertimbangkan kasus Société Générale Forge, penerbit stablecoin Prancis yang memperoleh lisensi uang elektronik pada 2024. Pengungkapan yang selaras dengan ESG, termasuk manajemen cadangan netral karbon dan struktur tata kelola yang transparan, telah menarik investor institusional yang ingin mengurangi risiko terkait iklim. Ini sangat kontras dengan proyek stablecoin berbasis CL, di mana pengungkapan yang tidak transparan telah menyebabkan krisis seperti kejatuhan harga saham Burford Capital (BTBT) pada 2019.
Bagi investor, implikasinya jelas: saham stablecoin di yurisdiksi FCL menawarkan fondasi yang lebih andal untuk penciptaan nilai jangka panjang. Berikut cara memanfaatkan wawasan ini:
Arsitektur hukum yurisdiksi FCL menciptakan lingkungan tata kelola di mana transparansi bukanlah pilihan, melainkan tertanam dalam DNA perusahaan. Untuk saham stablecoin, ini berarti volatilitas yang lebih rendah, keselarasan ESG yang lebih tinggi, dan kepercayaan investor yang lebih kuat. Seiring kerangka MiCA memperkuat posisi Eropa sebagai pemimpin regulasi, investor yang memprioritaskan penerbit stablecoin yang selaras dengan FCL mungkin akan lebih siap menghadapi ketidakpastian pasar aset digital.
Di era di mana kepercayaan adalah mata uang paling berharga, rezim hukum mungkin menjadi faktor paling diremehkan dalam kesuksesan stablecoin.