Jinse Finance melaporkan bahwa menurut para ahli strategi Goldman Sachs, pasar saham telah mulai mengabaikan data tenaga kerja yang lemah dan diperkirakan harga saham akan kembali meningkat tahun depan. Tim David Kostin menyatakan bahwa ekspektasi penurunan suku bunga The Fed minggu ini akan semakin mendukung pasar saham. Mereka menambahkan bahwa para investor saham secara optimis percaya bahwa perlambatan pasar tenaga kerja baru-baru ini hanya bersifat sementara. Mereka menunjukkan bahwa pendinginan pasar tenaga kerja adalah "angin segar bagi keuntungan perusahaan", selain itu juga membuka pintu bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga. Margin keuntungan biasanya mengikuti selisih antara harga dan biaya input (termasuk tenaga kerja). Diperkirakan setiap perubahan 100 basis poin dalam pertumbuhan biaya tenaga kerja akan berdampak sebesar 0,7% pada laba per saham S&P 500.