Solana (SOL) sekali lagi mendapatkan perhatian di antara para pelaku utama pasar kripto setelah langkah strategis dari Helius, sebuah perusahaan treasury yang berspesialisasi dalam ekosistem blockchain. Perusahaan ini berencana untuk mengakuisisi hingga 5% dari total suplai token SOL, yang saat ini bernilai lebih dari $6 miliar. Langkah ini terjadi di tengah gelombang adopsi institusional terhadap cryptocurrency, khususnya Ethereum (ETH), sementara Bitcoin tetap menjadi pemimpin pasar.
Helius, yang baru-baru ini mengalihkan operasinya ke sektor aset digital, bertujuan untuk memperkuat cadangannya pada akhir tahun 2025. Bulan lalu, perusahaan ini berhasil mengumpulkan dana sebesar $500 juta, memperkuat komitmennya terhadap segmen ini. Menurut Joseph Chee, bendahara Solana, akuisisi ini tunduk pada kriteria regulasi dan kapitalisasi tertentu. Tujuannya adalah untuk mencapai kepemilikan 5% dalam waktu enam bulan.
Zhu Junwei, CEO Helius Solana Company (HSDT), menjelaskan bahwa inisiatif ini mewakili fase baru dalam manajemen keuangan berbasis aset digital. "Pendanaan dengan biaya modal yang lebih rendah dari satu banding satu, yaitu mendapatkan sesuatu yang awalnya bernilai 100 yuan dengan 200 yuan, menguntungkan pemegang saham, dan cryptocurrency per saham mereka akan selalu meningkat," ujarnya.
Peningkatan permintaan institusional secara langsung mempengaruhi harga altcoin, dengan Solana saat ini diperdagangkan di $197, mencerminkan apresiasi sebesar 56% selama 12 bulan terakhir. Meskipun volume bulanan tetap stabil, sentimen pasar tetap positif, dengan perhatian yang meningkat terhadap Solana spot ETF di Amerika Serikat.
Selain valuasi, investor juga mempertimbangkan kapasitas transaksi tinggi dari jaringan Solana dan ekosistem DeFi yang terus berkembang sebagai pembeda utama. Dengan aliran modal tradisional yang semakin meningkat, para analis menunjukkan bahwa kombinasi kecepatan, adopsi korporasi, dan ETF dapat menjadi kunci bagi Solana untuk mencapai level tertinggi baru pada akhir tahun ini.