Kerugian nyata akibat portofolio yang anjlok bukan hanya kehilangan uang, melainkan juga kehancuran kepercayaan diri.
Penulis: Alexander Choi
Penerjemah: AididiaoJP, Foresight News
Dalam seminggu terakhir, asetmu mungkin telah menyusut 80% atau bahkan lebih dari titik tertinggi sepanjang masa.
Kamu mulai terus-menerus mengingat kembali:
Momen tergelapku terjadi pada musim panas 2024, saat pasar anjlok karena kepanikan pasca perang.
Sebelum itu, aku mengalami hampir setengah tahun periode impas bahkan rugi. Setiap hari menghabiskan 18 jam memantau dan trading, sambil tetap harus kuliah.
Pada Mei 2024, hidupku mulai berubah, dengan modal terakhir 500 dolar, aku menghasilkan 104 ribu dolar dalam dua minggu. Sayangnya, masa indah itu tak bertahan lama, bulan berikutnya asetku anjlok drastis, tersisa 18 ribu dolar.
Itulah masa tergelap dalam hidupku. Aku meninggalkan dunia crypto, mulai sering mabuk, semalaman menonton Game of Thrones dan bermain League of Legends.

Sekarang keadaanku jauh lebih baik, meski koreksi pasar kali ini lebih tajam, tapi siapa pun yang pernah mengalaminya tahu: kerugian portofolio bukan hanya soal uang, tapi juga kehancuran kepercayaan diri dalam trading.
Kamu tak bisa menahan diri untuk bertanya-tanya:

Yang paling menakutkan adalah kamu bisa terjebak dalam lingkaran setan keraguan diri, selalu ingin membalas kerugian di transaksi berikutnya.
Pertama-tama, pahami: semua trader top pernah mengalami portofolio terpotong setengah berkali-kali.
Keunggulan mereka adalah tahu bagaimana bangkit dari titik terendah, tolong ingat kalimat ini:
“Jika dulu kamu bisa melakukannya, kamu pasti bisa melakukannya lagi.”

Setiap bangun pagi, gunakan kalimat ini untuk memotivasi diri sendiri.
Ada yang bilang, “Lupakan titik tertinggi sejarah, itu bukan dirimu yang sebenarnya,” aku sama sekali tidak setuju.
Bisa mencetak titik tertinggi sejarah membuktikan kamu memang punya kemampuan itu. Kemampuan itu tidak akan hilang begitu saja. Masalahnya mungkin karena mengabaikan beberapa faktor, atau sesaat melanggar disiplin trading.
Saranku, lakukan evaluasi dari dua aspek:
Tuliskan dengan serius pemikiran tentang dua hal ini. Pertanyaannya sederhana, tapi jawabannya tidak.

Ambil contoh diriku sendiri:
Kamu harus membangun pemahaman yang benar: trading adalah sistem, untung rugi tidak berdiri sendiri.
Satu-satunya cara membangun kembali kepercayaan diri adalah dengan kembali mengenal diri sendiri sebagai trader.

Saranku, mulailah menulis jurnal trading:
Bentuknya bebas (dokumen / catatan / kertas dan pena), yang penting kamu sendiri yang menulis.
Terus tanyakan pada diri sendiri:

Cara ini bisa membatasi kesalahan sekaligus memperkuat keunggulan. Tulisan hitam di atas putih membuatmu sadar: kebiasaan apa yang membawamu ke masa-masa terbaik.
Di saat memulai kembali, tanyakan pada diri sendiri sebelum setiap transaksi: mengapa aku melakukan transaksi ini?

Di malam-malam tanpa tidur setelah asetku turun 80%, aku terus berpikir: apakah hidupku hanya begadang main game, minum tanpa tujuan, dan tak punya apa-apa selain ranking game?
Sampai aku benar-benar paham “mengapa”, aku baru menemukan kembali motivasi untuk terus trading:
Mengapa aku sangat ingin sukses?
Agar orang tua yang sudah berkorban segalanya untukku bisa bangga, bukan punya anak yang hanya bisa main game dan menggoda perempuan.
Mengapa aku sangat ingin sukses?
Untuk membalas semua keluarga dan teman yang telah membantuku.
Mengapa aku sangat ingin sukses?
Agar aku tidak perlu belajar bertahun-tahun hanya untuk akhirnya jadi budak pekerja.
Sekarang, setiap transaksi, aku membawa “mengapa” ini. Jika motivasimu hanya angka dingin, kamu tak akan sanggup melewati masa-masa gelap.
Sekarang bayangkan: jika kamu tiba-tiba meninggal.

Meninggal tanpa tanda-tanda. Apa yang akan kamu pikirkan terakhir kali?
Kamu pasti tidak akan mengingat angka di akunmu. Itulah “mengapa”-mu, itulah makna hidupmu.
Selain manajemen risiko, inilah pertanyaan paling inti:
“Apakah transaksi ini membuatku lebih dekat dengan tujuan hidup?”
Punya tujuan yang jelas akan membuatmu tetap disiplin dan termotivasi saat pasar lesu.
Jika kamu masih muda, waktu adalah modal terbesarmu. Terapkan pola pikir jangka panjang ini dalam trading:
Merasa siklus kali ini sudah berakhir?
Tidak masalah. Asah kemampuanmu di bear market, saat orang lain menyerah, kumpulkan kekuatan untuk siklus berikutnya.
Aku tahu betapa beratnya jalan ini. Aku tahu rasanya seperti seluruh dunia melawanmu, tak ada yang mengerti perjuanganmu.
Tapi selama kamu belajar dari setiap kegagalan, tetap disiplin saat orang lain menyerah, kamu pasti akan keluar dari kesulitan.

Ingat: kamu mungkin kehilangan koin emas, tapi pengalamanmu akan selalu ada.